Seorang Bapak berumur diawal 40 tahunan datang berkonsultasi. Ia merasa bahwa hidupnya hampa. Selama ini ia telah bekerja keras namun ia tidak merasakan kenikmatan yang berarti dari hasil pekerjaannya. Kesuksesan karir dan keluarga harta yang berlimpah membuatnya semakin hampa. Ia merasa menjadi manusia yang tidak berguna. Ia melihat kehidupan supir pribadinya. Seorang yang sederhana namun rasanya kehidupan yang dijalani olehnya jauh lebih bahagia dan nikmat. Bapak berumur 40 tahunan ini mulai membanding-bandingkan dan merasa Tuhan itu tidak adil. Akhirnya kami berdiskusi dalam perbincangan panjang yang mendalam. Saya berpendapat bahwa setiap manusia itu memiliki energi. Energi yang dimiliki manusia jika dihitung dengan kilowatt per jam, maka Anda, saya dan kita semua bernilai lebih dari uang milyaran dollar. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah mahluk yang paling berguna. Anda harus berpikir sebagai orang yang berguna dan harus merasa berguna.
Kehidupan ini berjalan seiring waktu dan tidak mengenal kompromi bagi siapa saja yang terlambat untuk menggunakannya dengan cara mengisi warna-warni kehidupan. Siapa yang terlambat maka ia akan tergilas dan siapa yang cepat maka ia akan memerankan peran menjadi aktor dalam sandiwara kehidupan. Sebagian orang memilih menjadi peran utama, sebagian lagi menjadi peran pembantu dan mungkin sebagian lainnya hanya menjadi juru rias, cleaning service, atau bahkan hanya jadi penonton yang menikmati hidupnya diluar panggung sandiwara yang kita kadang sebut ”Kehidupan”. Apapun peran yang kita mainkan dalam kehidupan ini yang pasti punya tujuan, entah untuk nilai komersialisasi, nilai status sosial atau bahkan mengatasnamakan ”Tuhan” sekalipun, yang penting kita punya peran. Semakin lama sandiwara ini kita mainkan maka semakin banyak hal yang perlahan tapi pasti mulai kita pahami dan pemahaman itulah yang telah membuka pintu hati kita untuk mengenal sang ”Sutradara” yang kita sebut ”Tuhan”.
Selama berhari-hari, bulan bahkan bertahun-tahun kita menjadi aktor dari skenario cerita kehidupan yang kita sering bimbang dan bingung apa yang ada di balik cerita yang kita perankan. Boleh jadi kita isi cerita kehidupan ini dengan menjadi preman, guru, dokter atau apapun. Belajar untuk mempelajari keragaman alam berpikir dari sudut pandang yang berbeda dan belajar untuk tidak selalu mengklaim kebenaran hanya dari satu sudut pandang telah membawa alam kesadaran berpikir kita bahwa hanya Tuhan yang berhak untuk mengatasnamakan ”Kebenaran Mutlak” dan manusia tidak punya hak mengatasnamakan Tuhan untuk saling menghakimi, saling mengkafirkan bahkan Tuhan tidak pernah memberikan legitimasi manusia mengatasnamakan Tuhan untuk mencabut ”hak nafas kehidupan” manusia lainnya.
Menjadi orang yang berguna, harus mempunyai sikap sebagai orang yang berpikir, merasa, bertindak yang berguna. Berguna sebagai satu kesatuan antara akal, pikiran, hati dan ruh (jiwa) manusia yang semangat bekerja. Hilangkan rasa kecewa dan tanamkan dipikiran bahwa bukan manusia atau perusahaan yang memberinya ‘reward” ketika menemukan ide baru sebagai trouble shooter. Namun balasan akan didapatkannya dari Allah SWT Sang Pemberi ilmu pengetahuan dan yang menimbulkan ide muncul di otaknya. Sebagai manusia dengan perannya masing-masing. Anda sebagai pelajar, guru, karyawan, pengusaha, penulis, musisi atau peran lainnya maka mintalah padaNya dalam do’a-doa setiap saat dan setiap detik agar diberi hinayah dan hidayah. Diberi ide, petunjuk dan ilmu sebab Dia yang Maha Mengetahui.
Kamis, Juli 17, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar