Jumat, Januari 29, 2010

Bila Sang Kematian Datang, Seberapa Siap Kita Menghadapinya?

Bila Sang Kematian Datang, Seberapa Siap Kita Menghadapinya?

Tentu saja kita bergidik bulu roma saat mendengar kata kematian, bukan!Perasaan takut akan mati mulai menyelimuti perasaan kita. Bila kita telaah lebih jauh, apa sebenarnya yang membuat kita takut akan kematian? Atau siapakah yang takut mati? atau berbagai pertanyaan berkecamuk ketika kata kematian menghiasi alam pikiran kita.

Jujur saja, ketidakmampuan kita menerima kehadiraannya kadang diakibatkan oleh ketidak relaan kita melepaskan segala bentuk kenikmatan duniawi dan berbagai keinginan yang belum terwujud bahkan ketidakinginan kita berdekatan dengannya. Kita masih ingin menikmati surga duniawi yang tiada akan abadi.

Lihatkan tubuh akan belajar untuk semakin merenta, fungsi anggota tubuh yang semakin meredup, kemampuan berpikir semakin menurun. Tak salah bila kita katakan tiada yang kekal di alam fana ini.

Kesiapan kita menghadapinya tidak terlepas dari tujuan akhir yang tak terbatas oleh waktu dan kita torehkan dalam lubuk hati terdalam. Bagi orang yang mengetahuinya akan mempersiapkan segala bekalnya untuk kebutuhan tujuan akhirnya tersebut. Kita menyebutkan golongan orang2 yang beruntung.

Sebaliknya, orang yang enggan bahkan tidak menyadari dengan baik, bekal yang akan dibawanya kelak termasuk orang-orang yang merugi. Karena, cepat atau lambat, disadari atau tidak, kapanpun dan dimanapun, dan dalam situasi dan kondisi apapun, Sang Kematian akan menyapa dan mendekap erat siapapun dari kita. Berdamailah dengan Sang Kematian, dengan rasa takut yang mendera pikiran akan terhempas diterpa angin. Dengan begitu kapan pun ia membawa kita pergi bersama, kepasrahan dan keikhlasan hati akan menerima dengan senyuman dan kedua tangan terbuka. Seperti sudah tertulis dalam visi dan misi pribadi kita (begin with the end in mind). Dengan begitu, pertanyaannya adalah apakah kita sudah benar-benar siap menerimanya untuk bertemu dengan Sang Khalik.

Have a positive day!
Mohamad Yunus, CHt, MNLP

Membentuk Kecerdasan Lewat Seni

Membentuk Kecerdasan Lewat Seni
Ditulis oleh: Mita Zoe


Seni memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi emosi sekaligus kognisi anak. Karena seni sesungguhnya adalah media yang paling nyaman dan mampu memikat anak untuk mempelajari apa pun. Ketua Asosiasi Pengajar Seni Indonesia, Dr Cut Kamaril Wardani, mengatakan seni merupakan bahasa. Musik merupakan bahasa bunyi, seni rupa merupakan bahasa rupa, seni tari dan drama merupakan bahasa bahasa gerak dan mimik. Seni berada di wilayah rasa, yaitu estetika. Pembentukan nilai estetika pada anak dapat menstimulasi perasaan cerdas (smart feeling), yaitu anak bisa mengatur emosinya, anak mengetahui kapan dan cara yang tepat mengutarakan emosinya.

Cut Kamaril mengatakan, seni tak hanya menggunakan perasaan atau intuisi, namun juga logika dan kreativitas. ’’Pendidikan seni memiliki fungsi dan peran meningkatkan kreativitas dan mengembangkan bakat anak. Perlu digaris bawahi bukanlah sebatas bakat seniman saja tapi juga meningkatkan kecerdasan-kecerdasan lain. Seni menjadikan anak kreatif secara utuh,’’ paparnya.

Pakar pendidikan anak usia dini, Ellen Booth Church, dalam artikelnya From Scribbles to Symbols, mengatakan, seni dikatakan juga sebagai bahasa pertama anak karena mereka menggunakan perasaan dan pengalaman sendiri dalam membuat karya seni. Bahkan melalui goresan-goresan yang sering kita sebut benang kusut anak tengah berkomunikasi melalui media seni. Setiap anak menghasilkan arti yang berbeda-beda dalam setiap tarikan garisnya.

Di masa golden age umumnya otak kanan lebih dulu berkembang daripada otak kiri. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan psikolog anak, Dr Sylviana Murni SH Msi, meski perkembangan otak secara keseluruhan juga penting, orangtua hendaknya memberikan stimulasi yang mengembangkan fungsi otak kanan antara lain melalui kegiatan menyanyi, menari, menggambar, dan bermain. Hal ini mengindikasikan bahwa stimulasi yang diberikan didasari oleh seni. Berbagai potensi dasar anak yang dapat dikembangkan, yaitu perasaan atau emosi, kapasitas intelektual, perkembangan motorik, kreativitas, kepekaan estetis dan perkembangan sosial.

Pintu kecerdasan
Pengembangan motorik anak melalui kegiatan seni terlihat dengan berkembangnya keterampilan motorik halus dan kasarnya. Kematangan motorik sangat diperlukan dalam mengekspresikan dirinya. Cut menambahkan, salah satu contoh kegiatan seni yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak ialah kegiatan menggunting. Saat anak usia 1-2 tahun, berikan kertas dan gunting kemudian biarkan ia berupaya sendiri. Kegiatan ini berfungsi untuk menstimulasi konsentrasi mata dan kecerdasan kinestetiknya. Kegiatan lainnya adalah menari.

Pengembangan perseptual berkaitan dengan kepekaan sensori yang diperoleh melalui berbagai pengalaman bereksplorasi melalui aktivitas seni. Saat anak melihat bunga, membantu anak membentuk persepsi tentang sifat bunga baik warna, bentuk, dan kegunaannya. Anak pun akan melihat keindahan sebagai hal yang berharga sehingga bisa memperlakukan lingkungannya dengan, baik seperti tidak memetik bunga sembarangan, mencoret-coret tembok, dan membuang sampah pada tempatnya.

Salah satu pengembangan kapasitas intelektual melalui seni, misalnya belajar matematika. Melalui seni musik, misalnya konsep lingkaran, minta anak membentuk lingkaran tersebut 2-3 orang untuk mewakili lingkaran kecil dan 5-6 orang untuk mewakili lingkaran besar. Nyanyikan lagu yang mewakili setiap ukuran lingkaran besar-kecil lalu ajak anak menghitung keliling, lingkaran besar 6 orang berarti 6 meter, tentu akan lebih menyenangkan.

Selain itu, anak pun bisa belajar matematika melalui kegiatan seni melipat. Berikan satu helai kertas kemudian lipat 2 dan gunting, katakan padanya bahwa kertas jadi setengah bagian melalui cara ini untuk anak belajar konsep membagi. Pengembangan kapasitas intelektual melalui kegiatan seni dengan membuat berbagai lambang rupa, gerak, dan bunyi. “Seiring perkembangan kemampuan berpikirnya, lambang tersebut akan memiliki makna. Hal ini terlihat dengan semakin rincinya anak mengekspresikannya,”kata Cut.

Selain itu, kata Cut, anak juga bisa belajar salah satu efek fisika yaitu membentuk bayangan melalui seni. Melalui seni peran,dengan menciptakan bayangan di tembok dengan memainkan tokoh karakter anjing atau kucing. Atau menunjukkan terjadinya gerhana dengan menggunakan cahaya senter, anak belajar mengkomposisikan cahaya melalui sudut yang tepat.

Cut menambahkan, pengembangan estetis melalui kegiatan seni tampak dengan munculnya kepekaan anak dalam menata berbagai pikiran, perasaan, dan imajinasi dalam berekspresi. Selain itu, anak memiliki kepekaan rasa yang baik dan toleransi terhadap sesama karena dalam menilai sebuah karya bersifat objektif. Anak belajar menerima pendapat orang lain saat menunjukkan bentuk apresiasinya. “Kegiatan seni bersifat bebas, namun terkendali khususnya dalam berekspresi, sehingga seni bisa mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak,” katanya.

Cut menyambung, seni dapat membuka jendela indera anak. Saat usia anak belum beranjak 2 tahun, berikan stimulasi dengan bercerita atau mendongeng. Pilih buku dengan gambar-gambar yang menarik. Indera penglihatannya akan terstimulasi untuk melihat gambar, warna, dan bentuk. Ceritakan dengan metode story telling seperti menirukan suara harimau, kucing, atau anjing yang akan menstimulasi indera pendengarannya.

Peran seni bersifat multidimensional, multilingual, dan multikultural serta mengembangkan kecerdasan anak. Untuk itu, upaya pengembangan perilaku dan potensi dasar anak dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seni. “Ketika anak belajar dengan dan melalui seni, anak tak harus menjadi seorang seniman. Namun, seni dijadikan media belajarnya,” jelas Cut.

Pembinaan lingkungan
Menurut Cut, bakat seni bukanlah keturunan tapi pembinaan lingkungan. Sejak anak masih dalam kandungan, orangtua sebenarnya sudah memberikan sentuhan pembentukan bakat anak. Misalnya ketika ibu hamil memperdengarkan musik favoritnya pada anak, secara tak langsung anak belajar mengenal bahasa bunyi/musik. Namun, kemampuan seni anak perlu disertai adanya penguatan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, saat membelikan baju anak, orangtua bisa melatih kepekaan anak saat memilih warna pakaian dengan menanyakan pendapat si kecil. “Tanpa disadari, sebenarnya orangtualah yang menularkan intuisi seni atau selera (taste) pada anak,” katanya

Cut menjelaskan, implementasi penerapan seni dalam mengembangkan potensi anak mengharuskan pendidik khususnya orangtua lebih kreatif mendesain pembelajaran. Terdapat beberapa pendekatan pengajaran dalam seni, yaitu pendekatan mengajar untuk seni, mengajarkan unsur–unsur seni seperti nilai estetik dan artistik. Kemudian, mengajar dengan seni dan melalui seni yang merupakan kekuatan dari pendidikan seni.

Untuk mengakomodasi kebutuhan anak, lanjut Cut, terapkan melalui kegiatan seni terpadu (integrated art). Kegiatan yang memberikan kesempatan anak untuk mengamati, menyerap, menyaring, menafsirkan berbagai informasi dan fenomena lingkungan, serta membuat lambang yang bermakna.

Orangtua haruslah selektif dalam memilih topik atau materi, penggunaan metode, dan media. Sebaiknya pilih yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak, melibatkan objek nyata, dan memberikan kesempatan anak untuk menerapkannya dalam upaya memecahkan masalah.

Dalam membuat suatu karya, Cut memaparkan, dorong anak berpikir bebas dalam mencari ide. Pancing imajinasi anak, salah satunya dengan menggunakan barang-barang bekas menjadi sesuatu yang berguna. Misal, menggunakan koran bekas untuk membuat kelopak bunga. Orangtua juga bisa membantu mengembangkan kepekaan rasa anak dengan mendampingi anak saat berkegiatan. Misal, Anda bisa menularkan intuisi seni dengan memberikan masukan warna yang sesuai antara merah dengan kuning.

Sumber: Inspired Kids Magz

Mahluk Yang Tidak Mungkin Tidak Ada

" Mahluk " Yang Tidak Mungkin Tidak Ada

Dipesisir-pesisir pantai Sumatera, gelombang samudra Hindia perlahan-lahan telah berhasil mengikis daratan, disamping abrasi oleh tangan-tangan manusia sendiri. Bahkan pasir yang telah terkikis itu masih saja di ekspor ke negara tetangga, agar tetangga tercinta tersebut lebih leluasa beraktifitas, termasuk mengawasi kita agar tidak nakal. Waktu beserta alam semesta telah bekerja sama meminimalkan satu sisi dan memaksimalkan sisi yang lain. Kepadatan penduduk telah berhasil merubah paradigma lebar menjadi tinggi yang di tandai dengan bermunculannya gedung-gedung pencakar langit, dan dengan kalkulator tangan lebih cepat menghitung dari pada kepala. Menara Pisa yang dibangun dengan tangan manusia tergantikan dengan menara plaza-plaza yang dibangun oleh tangan-tangan besi.

Seiring perkembangan zaman akal manusia lebih berkembang dari pada insting, karena segala sesuatu ditimbang dengan nalar dan logika. Mata batin sudah tidak berfungsi lagi karena keniscayaan menggunakan mata kepala sudah tidak bisa diganggu gugat. "Dahulu guru mengaji saya dikampung mampu melihat siapa tamu-tamu yang akan datang walaupun belum ada alat komunikasi cangih seperti sekarang" kata Ustadz Abbas disela pengajian. Banyak hal yang tidak mungkin bisa terjadi dimasa lalu, jika di timbang dengan akal orang saat ini, sama seperti tidak mungkinnya manusia bisa menjelajah angkasa luar oleh akal orang dimasa lalu. Waktu seperti bermain dalam hal " mungkin atau tidak mungkin".

Jika saat ini orang yang membuat sesuatu mungkin terjadi didominasi oleh ahli sains dan tehnologi maka pada masa lalu hal-hal yang tidak mungkin terjadi dilakukan oleh ahli-ahli ibadah, yaitu para Nabi dan Wali Allah. Artinya ketidak mungkinan bisa terjadi oleh dua hal yaitu hati yang bersih atau otak yang cemerlang. Sebagian orang mengistilahkan dengan perpindahan dari dimensi spritual kepada dimensi material, dampaknya adalah kita akan sering mendapati orang yang berspritual dengan berlandaskan material, seperti mahalnya tarif seorang penceramah ketika wajahnya sudah muncul di televisi.

"Tidak mungkin dia melakukan itu, setahu saya dia anak yang baik dan ramah kepada semua orang" kata seorang ibu kepada tetangganya ketika mengetahui anaknya melakukan tindakan kriminal. " Mana mungkin sih guru itu melakukan tindakan seperti itu, dia kan selalu perhatian dengan murid-muridnya" kata orang tua murid menanggapi pelecehan seksual oleh seorang guru. Dimensi materi telah merubah dan menciptakan berbagai kamuflase kebaikan yang hanya bisa dilihat dan dijamah. Orang yang berteriak " mari kita berbuat baik" lebih dihargai dari pada orang yang diam-diam membersihkan selokan agar tidak mampet yang bisa mengakibatkan banjir didaerah tersebut, atau orang-orang yang beratribut keagamaan dan menghadiri ceramah jauh lebih dihargai dari pada tukang sampah yang sibuk membersihkan bekas minuman dan makanan yang mereka buang sembarangan sewaktu ceramah.

Mahluk seperti apa sebenarnya yang bernama "kebaikan" itu , mungkinkah ada yang mau memeliharanya walaupun tidak ada yang menghargai, mengapa masih ada caci maki dari mulut umat Muhammad SAW yang justru terkenal dengan ketinggian ahlaknya, siapa tahu jika umat Islam mau memelihara mahluk ini mata batin kembali terbuka dan ketidak mungkinan-ketidak mungkinan masa lalu bisa muncul kembali seperti ketidakmungkinan mimpi orang sekarang yang ingin melintasi waktu kemasa lalu.

Salam

David Sofyan

www.e-miracle.com

Bersyukur Dalam Kesulitan

Bersyukur Dalam Kesulitan

Setelah lama berputar-putar keliling Jakarta tanpa hasil, Taksi yang dikemudikan Pak Zumhari akhirnya di pesan seseorang dari komplek perumahan mewah, "Alhamdulillah, ternyata rezeki Allah tetap menghampiri hambanya" kata Pak Zumhari didalam hati. Menit berlalu dengan cepat berganti jam , tapi orang yang hendak menyewa belum keluar juga. Pak Zumhari tetap menunggu sambil sesekali menanyakan kepada penghuni rumah itu. Memasuki jam ke dua kesabaran Pak Zumhari hilang, dia meminta uang tunggu sebesar dua puluh ribu rupiah selama dua jam menunggu. Pihak rumah tidak ada yang mau memberi karena merasa belum membatalkan order. Pak Zumhari menunggu satu jam lagi dengan harapan orang tersebut keluar, tetapi kekesalan dan umpatan keluar dari mulut Pak Zumhari berbeda seratus delapan puluh derajat dengan syukur yang dipanjatkannya tadi.

Hari itu Pak Zumhari tidak bisa memenuhi setoran dan akibatnya dia bisa tidak membawa uang kerumah untuk belanja harian. " Ternyata Allah belum memberikan kita rezeki hari ini" keluh Pak Zumhari kepada istrinya. " Pak, si Amin sakit, dari kemaren panasnya tidak turun-turun, bahkan beberapa kali muntah, bawa kedokter Pak " sahut istrinya memberitahukan mengenai keadaan putra mereka. " Uang kita tidak cukup untuk biaya rumah sakit, sedangkan puskesmas malam begini mana buka bu " jawab Pak Zumhari. "Tapi bapak mau melihat kondisi anak kita begini terus ?, bawa sajalah Pak, masalah uang kita pikirkan nanti" kata sang istri mulai panik. Akhirnya mereka membawa anaknya kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit , mereka segera mendaftar untuk memasukan anak mereka keruang pemeriksaan tetapi mereka dihadang oleh kenyataan harus membayar jaminan sebesar satu juta rupiah.

Perdebatan terjadi antara pihak rumah sakit dengan Pak Zumhari. Memberikan jaminan adalah salah satu dari peraturan rumah sakit dan Pak Zumhari tidak bisa berbuat apa-apa, rasa kemanusian sekarang hanya jadi barang dagangan yang di pertontonkan di tivi-tivi. Sewaktu Pak Zumhari akan membawa anaknya pulang, tiba-tiba pihak rumah sakit memanggil dan mempersilahkan mereka memasuki ruang pemeriksaan karena sudah ada yang menjamin biaya pengobatan. Tidak hanya uang muka tetapi seluruh biaya pengobatan tersebut di tanggung oleh seseorang yang tidak dikenal." Alhamdulillah ya Rob pertolonganMu telah datang" jerit hati Pak Zumhari.

Beberapa saat kemudian beberapa orang polisi mendatangi rumah sakit, mengabarkan bahwa salah satu perampok yang melakukan aksi kejahatan di dareah tersebut melarikan diri kearah rumah sakit. Ciri-ciri yang di sebutkan Petugas kepolisian sama dengan orang yang memberikan bantuan kepada Pak Zumhari, tentu saja khabar ini kembali mencemaskan hatinya. " Ya Allah mengapa rasa syukur hamba selalu di ikuti oleh rasa cemas " kata Pak Zumhari dalam hati sambil menangis. Rumah sakit hendak membekukan dana yang telah di pergunakan untuk membiayai pengobatan anaknya sampai ada konfirmasi dari pemilik dana yang sebenarnya.

Keesokan harinya Perampok tersebut berhasil di tangkap dan kekantor polisi untuk mengurus segala keperluan dan mengambil dana yang tersisa , korban perampokan tersebut mendatangi rumah sakit, sehubungan dengan kejadian penggunaan dana yang salah arah. Setelah mendengarkan asal mula kejadian pemilik uangtersebut mengikhlaskan dananya untuk biaya pengobatan Pak Zumhari, tidak hanya itu Pak Zumhari diminta untuk menjadi supir pribadinya. Orangtersebut ternyata orangtua dari penumpang yang hendak menyewa taksinya tadi pagi, tetapi orang tuanya mendadak meninggal setelah pingsan beberapa saat. hal itulahyang menyebabkan Pak Zumhari harus menunggu lama dan akhirnya dibatalkan.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al Baqarah ayat 214)

Salam

David Sofyan

www.e-miracle.com

Memaafkan

Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang telah terjadi.
Memaafkan tidak mengharuskan kita memberitahu orang lain.
Memaafkan adalah untuk diri kita bukan untuk orang yang telah menyakiti kita.
Memaafkan tidak berarti kita suka pada apa yang telah terjadi.
Memaafkan tidak berarti kita mengabaikan apa yang telah terjadi.
Memaafkan tidak berarti kita suka pada orang yang menyakiti kita.
Memaafkan tidak berarti kita mengizinkan atau membiarkan orang yang menyakiti kita kembali lagi dalam hidup kita.
Memaafkan berarti kita tidak lagi merasa marah, tetapi mungkin kita akan merasa sedih atau kasihan pada orang yang menyakiti kita.
Memaafkan berarti kita adlah orang-orang yang berilmu, berbesar hati dan senantiasa bersyukur karena kita diberikan kesempatan untuk belajar hidup yang menghidupi.

Salam Penuh Syukur
emma

www.e-miracle.com

Merah Itu Sexi

Menurut riset Andrew Elliot, Ph.D. seorang professor psikologi dari Universitas Rochester New York terhadap 150 orang pria. Ditemukan bahwa, 110 pria mengaku lebih tertarik berkencan dengan wanita yang berbusana eye cathing karena mereka akan terlihat jauh lebih sexi dan atraktif.

Andrew juga mengungkapkan, wanita berbusana merah akan mencuri perhatian pria. Ini karena merah sering diasosiasikan dengan warna cinta, seperti gambar hati yang merah jambu atau merah terang yaitu warna-warna dominan yang melambangkan cinta. Selain itu, secara tidak sengaja, pria juga mengasosiasikan warna ini dengan seks, katanya.

Wow... tunjukkan merah mu

Salam Penuh Syukur
emma

Tanggung Jawab dan Kecerdasan

Tanggung Jawab dan Kecerdasan

Ada tugas yang harus kau emban,
Lakukan hal lain, lakukan banyak hal.
Manfaatkan waktumu sepenuhnya,
Namun kalau kau tidak lakukan satu tugas itu
Seluruh waktumu sia-sia

(Ar Rumi)

Rasa tanggung jawab memiliki hubungan timbal balik positif dengan tingkat kecerdasan seseorang. Semakin kita melatih diri untuk bertanggung jawab, semakin meningkat pula tingkat kecerdasan kita. Sebab, pelaksanaan sebuah tanggung jawab menuntut adanya kecerdasan itu sendiri. Sebagai contoh, kita menerima sebuah amanah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada waktu dan tempat tertentu, jika kita berusaha menjadi pribadi yang bertanggung jawab tentu kita akan mengerahkan segenap potensi yang ada dalam diri kita, baik energi, kecerdasan, maupun kreatifitas untuk menunaikan kewajiban tersebut.
Sebagai respon terhadap pengerahan potensi yang ada dalam diri kita tersebut maka sel-sel dalam otak kita akan aktif, mulai dari fungsi memori, hingga fungsi kreatifitas akan terus bekerja dalam upaya menunaikan amanah tersebut. Hal ini menjadikan sel-sel di otak kita terus aktif dan hidup, maka dengan sendirinya, sebagaimana pisau yang terus menerus diasah, kecerdasan kita akan semakin meningkat, diri kita semakin kreatif, akal kita semakin tajam dan responsif terhadap keadaan sekitar.
Sebaliknya, sikap tidak bertanggung jawab akan menjerumuskan pelakunya kepada kebodohan, sebab rasa acuh tak acuh dan melupakan amanah yang dibebankan menjadikan sel-sel di otak kita tidak aktif, fungsi memori terlebih lagi fungsi kreatifitas otak kita tidak bekerja. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus, maka akal kita akan semakin tumpul, kecerdasan kita semakin menurun, diri kita semakin tidak kreatif dan tidak responsif terhadap keadaan sekitar kita. Sehingga pada puncaknya diri kita akan diliputi kebodohan, tidak peduli sebesar apapun potensi akal yang kita miliki dan setinggi apapun tingkat kecerdasan (IQ) kita.
Itulah sebabnya setiap orang beriman (mukmin) yang memahami betul kedudukan dirinya pastilah orang yang cerdas. Sebab, manusia diciptakan Alloh sebagai khalifah fil ardl. Kedudukan sebagai khalifah fil ardl ini tentu saja membawa tanggung jawab amanah yang begitu agung. Seorang mukmin yang memahami sungguh-sungguh kedudukannya tentulah senantiasa berupaya menunaikan amanah tersebut, hingga ia akan selalu memacu seluruh potensi kecerdasan dalam dirinya setiap saat secara terus-menerus dimanapun dia berada, sebab dia memiliki kesadaran yang begitu tinggi akan amanah yang ia emban.
Islam datang untuk mencerahkan, mencerdaskan dan menyingkap kabut kegelapan. Ini tercermin tidak saja melalui ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, tetapi juga dalam seluruh aspek ajaran Islam yang mengajarkan kepada pemeluknya untuk memiliki rasa tanggung jawab tidak saja kepada diri, keluarga namun juga kepada masyarakat yang lebih luas. Tanggung jawab sosial begitu ditekankan dalam ajaran Islam, sabda Rasulullah yang berbunyi " bukan termasuk golonganku orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan" memperlihatkan dengan jelas betapa Islam mengajarkan kepada para pemeluknya sikap tanggung jawab yang begitu besar. Maka seorang yang benar-benar beriman akan dengan sungguh-sungguh menunaikan kewajibannya, dan dalam proses situ ia senantiasa mengerahkan potensi akal yang dimilikinya sehingga ia menjadi orang yang cerdas.

http://www.top-education.co.nr
http://www.e-miracle.com