Rabu, Februari 25, 2009

WOMEN vs MEN

W o m e n

If you kiss her, you are not gentlemen
If you don't, you are not a man
If you praise her, she thinks you are lying
If you don't, you are good for nothing
If you agree to all her likes, she is abusing
If you don't you are not understanding
If you visit her too often, she thinks it is boring
If you don't, she accuses you of double crossing
If you are well dressed, she says you are a playboy
If you don't, you are a dull boy
If you are jealous, she says it's bad
If you don't, she thinks you don't love her
If you attempt a romance, she says you didn't respect her
If you don't, she thinks you don't like her
If you kiss her once in a while, she professes you are cold
If you kiss her too many, she yells that you are taking advantage
If you fail to help her in crossing the street, you lack ethics
If you do, she thinks it's just one of the man's tactics
If you stare at other, she accuses you of flirting
If she is stared by others, she says that they are just admiring
If she talks, she wants you to listen
If you listen, she wants you to talk

In Short:
So simple, yet so complex
So weak, yet so powerful
So confusing, yet so desirable ...women!




M e n

If you kiss him, he kisses you back
If you don't, he patiently waits
If you praise him, he says thanks you
If you don't, he feels secure in your love
If you agree to all his likes, you have met your fantasy man
If you don't, you still get along
If you visit him often, he welcomes you every time
If you don't, he'll visit you instead
If you are well dressed, he says you are beautiful
If you don't, you are still beautiful
If you are jealous, he reassures you and holds you
If you're not, he gives you no reason to be
If you kiss him once in a while, he's appreciative of your affection
If you kiss him often, he will always have you on his mind
If you stare at another man, he knows that you're only admiring
If he is stared by other women you know why-he's one hot babe
If you talk, he'll always listen
If you listen, he'll tell you anything you want to know

In short:
So complex, yet so direct
So strong, yet so supportive
So dazzling, yet so humble
So passionate, yet so marvelous....MEN!



Ini kata temen ku lho.. pastinya dia gak mau disebutin namanya. Nah.. gimana tuh hayoo sapa yang setuju tunjuk tangan en unjuk gigi??!!!

Jumat, Februari 20, 2009

Personal Learning Styles

Personal Learning
Styles

Learning is like rowing up stream. If you stop, you go backwards.
Anonymous


Jika Anda baru saja membeli ponsel baru dan belum pernah tahu bagaimana cara memakainya, apa yang biasanya Anda lakukan agar bisa menguasai dan mengoperasikannya secara optimal? Untuk mengetahui cara memakainya, di antara Anda mungkin ada yang menggunakan buku panduan (user’s manual book), baik untuk menelepon, mengirim SMS, mengunduh (download) nada sela, memotret, dan sebagainya. Tapi, ada juga yang lebih suka langsung coba-coba alias trial and eror mau mangirim SMS malah masuk ke menu penyimpanan nomor telepon (phonebook), mau memotret malah merekam (video recording), dan sebagainya. Namun, lama kelamaan Anda akan tahu dan hafal juga cara mengoperasikannya.


Gaya Belajar Individu

Apakah ada di antara Anda yang cara belajarnya lain daripada yang sudah disebutkan di atas? Pasti ada. Anda mungkin lebih suka bertanya langsung kepada penjual ponsel tersebut tentang bagaimana cara menyimpan nomor telepon, memotret, merekam, koneksi internet, dan lain-lain. Atau mungkin lebih suka bertanya kepada teman Anda yang memakai ponsel dengan merek dan tipe yang serupa. Nah, cara Anda mempelajari pengoperasian ponsel tersebut (atau apa saja) itulah yang disebut gaya belajar individu atau tipe belajar individu atau personal learning style Anda yang paling dominan.
Jadi, tipe belajar individu atau personal learning styles adalah preferensi gaya belajar terbaik seseorang yang paling dominant. Dari berbagai teori tipe belajar, pendekatan yang paling sering dipakai adalah tipe belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetikal. Tipe belajar Visual lebih dominan menggunakan indra penglihatan, Auditorial dengan indra pendengaran, dan Kinestetikal dengan pergerakan atau perasaan. Semua tipe belajar ini berasal dari konsep percepatan belajar (accelerated learning) yang dikembangkan sejak tahun 1920-an oleh Fernald, Keller, Orton, Gillingham, Stillman, dan Montessori. Konsep ini cukup sederhana, namun aplikasi dan pengembangannya sangat luas dan dapat menjangkau teori tipe belajar lain.
Kadang-kadang gaya belajar dominant seseorang bisa berubah-ubah untuk tugas yang berbeda-beda. Ada kalanya seseorang menggunakan gaya belajar tertentu untuk suatu tugas dan menggunakan kombinasi beberapa gaya belajar untuk tugas lain. Sebagai contoh, saat masih di taman kanak-kanak (TK) kita “dipaksa” menerima informasi baru secara kinestetikal kerena belum bisa membaca dan menulis serta belum bisa memahami dengan mudah apa yang dijelaskan guru di kelas. Jadi, cara pembelajarannya adalah dengan bermain dan praktik langsung. Saat kita duduk di bangku SD dan mulai bisa membaca, menulis, dan mencatat, gaya belajar yang “terpaksa” sering kita gunakan adalah visual dan auditorial. Dan, saat kuliah, kita lebih sering mendengarkan dosen menerangkan sehingga gaya belajar yang “terpaksa” paling sering kita gunakan adalah auditorial.


Tipe Belajar Visual

Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan memakai indra penglihatan (visual). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri umum, yaitu:

• Suka membaca apa saja.
• Mampu membaca dengan cepat.
• Lebih suka membaca daripada dibacakan.
• Suka membuat coretan-coretan saat berpikir, mencatat, dan menelepon.
• Cenderung menyukai lukisan daripada musik.
• Lebih suka mengirim Sms, memo, surat, stsu e-mail daripada menelepon atau bicara langsung.
• Lebih mudah mengingat apabila belajar langsung dari catatan/band-out/laporan daripada dibacakan atau dipresentasikan.
• Suka memerhatikan detail tulisan atau laporan.
• Tulisan tangan biasanya cukup bagus.
• Konsentrasi tidak terlalu terganggu oleh suara.

Ciri-ciri fisik dan penampilan:

• Penampilan cenderung rapi (necis).
• Presentasinya rapi, detail, dan tampilan slide-nya bagus.
• Cenderung menggunakan pernapasan dada.
• Saat berpikir bola mata lebih sering bergerak-gerak ke atas.

Ciri-ciri bicara:

• Tutur bicaranya cepat.
• Nada suaranya cenderung tinggi.
• Tahu apa yang mau dikatakan, tetapi kadang-kadang susah menemukan kata-kata yang cocok.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa penglihatan, seperti “mari kita lihat lebih teliti lagi”, ”nanti kita lihat apakah dia benar atau salah”, ”saya dapat membayangkan apa yang akan terjadi”, “saya punya sudut pandang yang berbeda”, “tolong cermati apa yang mau saya terangkan”, “kelihatannya ide kamu bagus juga, ya!”, dan lain-lain.


Tips dan Strategi Pembelajar Visual

Ada berbagai cara untuk sukses jika Anda adalah tipe pembelajar visual. Untuk mudahnya, tip dan strategi pembelajar visual akan dijabarkan dalam berbagai bidang kehidupan, yaitu untuk keperluan belajar dan belajar di lingkungan kantor.

Pembelajaran

Untuk keperluan belajar, baik Anda seorang mahasiswa, dosen maupun seorang eksekutif, ada beberapa tip dan strategi yang dapat Anda terapkan, yaitu:

1. Pilihlah buku-buku yang berisi banyak ilustrasi gambar dan grafik/diagram.
Seorang tipe visual lebih mudah mencerna informasi berupa gambar, warna, dan ruang (spatial).

2. Gunakan bigbligbter untuk menandai bahan kuliah atau berkas belajar.
Penggunaan bigbligbter (baca; warna) adalah untuk mengikut sertakan otak kanan yang mempunyai sifat ingatan jangka panjang (long-term memory). Apa yang kita bigbligbter biasanya akan kita ingat lebih lama.

3. Perhatikan penerangan tempat belajar.
Tipe visual sangat dominant menggunakan indra penglihatan. Oleh sebab itu, penerangan tempat belajar perlu diperhatikan. Jika perlu, pindahlah ke ruangan lain secara regular untuk mendapatkan suasana baru yang dapat lebih memotivasi Anda dalam belajar dan belajar.

4. Berusahalah minta band-out materi sekolah, kuliah ataupun belajar yang baru saja Anda ikuti dari guru, dosen ataupun pembicara Anda jika dia memang tidak memberikannya atau buku referensinya tidak jelas.
Tipe visual sangat membutuhkan bahan tertulis yang merupakan “asupan visual” utamanya agar dia lebih memahami pelajaran yang baru saja dia ikuti.

5. Aktif mencatat saat mengikuti pelajaran, kuliah atau seminar.
Jika Anda tertinggal dalam mencatat, fotokopilah segera catatan teman. Jika sudah memperoleh band out dari dosen, tetaplah membuat coretan-coretan atau memanfaatkan Mind Map di bagian kosong catatan Anda.

6. Visualisasikan apa yang ingin Anda ingat!
Anda sebagai tipe visual punya kelabihan untuk melihat (memvisualisasi-kan) benda, orang, peristiwa, rencana, dan apapun juga dengan “mata otak” Anda. Dengan visualisasi berarti Anda menggunakan otak kanan, dan otomatis mengaktifkan ingatan jangka panjang dan kemampuan konseptual.




7. Catat kembali bahan pelajaran dengan format yang lebih sistematis.
Seorang tipe visual cenderung rapi dan menyukai hal-hal yang singkat dan jelas. Salin kembali bahan pelajaran dalam bentuk kategori, kolom, dan poin-poin sehingga mudah dipelajari.

8. Milikilah beberapa warna bolpoin!
Warna adalah rangsangan utama bagi tipe visual. Jadi, gunakan sebanyak mungkin warna untuk menandai berkas belajar Anda. Menggunakan banyak warna akan semakin mengaktifkan otak kanan kita.

9. Gunakan Mind Map
Dalam kegiatan belajar, Mind Map berguna untuk mencatat (note-taking), meringkas (summarizing), dan mengkaji ulang (reviewing) bahan pelajaran Anda. Metode penemuan Dr. Tony Buzan ini adalah system pembelajaran yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, dan ternyata sangat efektif untuk mengorganisasikan informasi yang masuk ke otak Anda saat belajar, sekaligus membantu memperkuat daya ingat Anda akan apa yang telah Anda pelajari.

Kreativitas Belajar
Memanfaatkan pengetahuan tentang tipe belajar individu untuk keperluan beraktivitas lainnya hampir tidak ada bedanya dengan untuk keperluan pembelajaran. Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan, hanya aplikasi dan konteksnya yang berbeda. Saat beraktivitas kita membutuhkan kreativitas tinggi dan konsentrasi penuh agar kualitas hasil belajar kita meningkat. Kedua hal itu berhubungan erat dengan tips dan strategi tipe belajar Anda. Pemahaman mengenai tips dan strategi pembelajaran dan kreativitas belajar tentu dapat menunjang aktivitas Anda. Berikut tips dan strategi yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan kreativitas belajar.

1. Tuangkan ide/gagasan Anda secara tertulis
Bawalah selalu buku catatan kecil (buku catatan saku) ke mana pun Anda pergi. Jika anda tidak segera menulis ide yang muncul, bisa jadi beberapa waktu kemudian Anda sudah lupa akan ide itu. Anda juga bisa memanfaatkan fungsi organizer atau notes Anda di menu ponsel. Atau, Anda juga bisa menggunakan Mind Map untuk menuangkan ide.

2. Aktif mencatat saat rapat atau seminar.
Dokumentasi terbaik bagi tipe visual adalah catatan dan gambar.

3. Berusahalah minta notulensi rapat segera setelah rapat selesai.
Tipe visual sangat membutuhkan notula rapat agar lebih paham akan rapat yang baru saja diikutinya. Notula rapat juga membantu pemahaman dan ingatannya akan apa yang telah dicapai pada rapat ini untuk keperluan rapat berikutnya.



4. Perhatikan mimik/gerak tubuh lawan bicara.
Saat Anda bicara dengan lawan bicara, pastikan juga memberikan “asupan visual” otak Anda dengan memperhatikan mimik, gerak tubuh, dan bahasa tubuh lawan bicara. Sekadar mendengarkan pembicaraan secara audio saja tidak akan cukup bagi Anda yang bertipe visual.

5. Visualisasikan pelajaran-pelajaran Anda!
Dengan “mata otak” yang hebat, Anda dapat membayangkan tahapan-tahapan belajar ataupun rencana bisnis, bahkan membayangkan apa yang terjadi alternative keputusan yang Anda buat. Di samping efektif dan meningkatkan kreativitas berpikir, Anda juga akan menyehatkan “otot” otak kanan untuk mencegah kepikunan!

6. Perhatikan tipe belajar teman-teman Anda.
Dengan mengamati ciri-ciri fisik, penampilan, dan sikap bicara teman Anda, baik anak buah maupun atasan, Anda bisa mengetahui tipe belajar mereka. Jika kolega Anda adalah seorang tipe visual, kadang-kadang pakailah memo kalau ingin memberikan instruksi kepada mereka daripada sekadar instruksi verbal/lisan.

7. Hindarkan “polusi visual” di tempat Anda belajar.
Konsentrasi tipe visual sangat mudah terganggu oleh hal-hal yang sifatnya visual. Oleh sebab itu, pilihlah kursi yang paling jauh dari pintu dan jendela dalam ruang belajar Anda. Tujuannya adalah agar Anda tidak mudah “tergoda” secara visual oleh orang yang lalu lalang di depan pintu atau apa pun yang dapat terlihat dari jendela Anda.

8. Letakkan whiteboard kecil atau sesuatu seperti majalah dinding (madding) di tembok meja belajar Anda untuk menempelkan pesan-pesan penting, nomor telepon penting, atau foto-foto yang dapat menginspirasi Anda untuk lebih kreatif dan bersemangat untuk belajar.

9. Gunakan Mind Map dalam kegiatan Anda.

Mind Map akan sangat membantu Anda membuat perencanaan bisnis (businnes planning), merancang rapat (meeting managemen), membuat penjadwalan (time management), dan menyiapkan presentasi bisnis.


Tipe Belajar Auditorial
Tipe belajar auditorial atau aural adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan memakai indra pendengaran (audio). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri umum:
• Suka mendengarkan musik.
• Lebih menyukai musik (seni suara) daripada lukisan.
• Mudah terganggu dengan suara lain saat belajar/belajar.
• Suka menggumam saat membaca.
• Sering berbicara sendiri saat belajar atau berpikir.
• Pandai bicara dan mungkin fasih sebagai pembicara (speaker).
• Menyukai diskusi dengan lawan bicara.
• Dapat menerangkan suatu hal dengan kalimat dan pembicaraan yang panjang.
• Lebih suka menelopon atau berbicara langsung di telepon daripada mengirim SMS, memo, surat, atau e-mail.
• Lebih mudah mengingat apa yang didengar atau dipresentasikan daripada membaca catatan/band out/laporan.

Ciri-ciri fisik dan penampilan:
• Presentasi verbal bagus, namun tampilan slide-nya biasa saja.
• Cenderung menggunakan pernapasan diafragma.
• Saart berpikir cenderung bola mata bergerak-gerak ke tengeh (kiri dan kanan).
• Biasanya mempunyai kepribadian yang menyenangkan (outgoing).

Ciri-ciri cara bicara:
• Tempo bicaranya sedang.
• Tutur bicaranya berirama (tidak monoton).
• Intonasi suaranya sedang.
• Mudah mengatakan apa yang sedang dipikirkannya, namun sulit menuangkannya dalam bentuk tertulis.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa penglihatan, seperti “saya dengar kamu mempunyai ide yang brilian”, “nanti kita dengar apa pendapat dia”, “kedengarannya ide dia boleh juga”, “tolong dengarkan apa yang mau saya katakana”, “saya dengar presentasi kamu sukses, ya!”, dan lain-lain.

Tip dan Strategi Pembelajar Auditorial
Sebagai tipe auditorial, Anda perlu mengetahui tip dan strategi mengoptimalkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan bekerja.





Pembelajaran
Kegiatan belajar akan lebih menyenangkan dan efektif apabila dilakukan “selaras” dengan tipe belajarnya. Berikut tip dan strategi bagi seorang tipe auditorial agar sukses dalam kegiatan pembelajaran.

1. Bawalah voice recorder (perekam suara) atau tape recorder saat Anda kuliah.
Rekam suara dosen Anda saat menerangkan bahan kuliah. Saat Anda belajar atau mengkaji ulang, misalnya untuk keprluan ujian, Anda dapat mendengarkan kembali (play back) meteri kuliah tersebut. Dijamin proses belajar Anda akan lebih efektif dan menyenangkan.

2. Lagukanlah apa yang ingin Anda ingat!
Anda tahu bagaimana seorang anak TK mengingat nama-nama hari dalam 1 minggu? Ya betul, nama-nama hari itu dilagukan, “Senin Selasa … Rabu Kamis … Jumat Sabtu Minggu itu nama-nama hari”. Begitu juga Anda sebagai seorang tipe auditorial lebih merasa terbantu dengan adanya melodi atau lagu saat mengingat informasi, khususnya yang berupa daftar pendek atau rumus matematika. Dalam teknik mengingat otak kanan (right-brain memory skills), teknik ini sering di sebut Rhyme Peg atau Melody System.

3. Tempat belajar sunyi dan tenang.
Seorang tipe auditorial sangat peka terhadap bunyi dan suara. Oleh karena itu, bunyi dan suara dapat mengganggu konsentrasi belajarnya. Hindarkan selalu “polusi suara” yang mungkin mengganggu Anda belajar, misalnya suara televise, suara mesin jahit, atau bahkan suara air menetes.

4. Presentasi ala “guru dan murid”
Setelah belajar, cobalah berakting menjadi seorang “dosen” dan terangkan kembali materi yang baru saja Anda pelajari ke orang lain. Jika tidak ada orang lain yang mau mendengarkan Anda menjadi “dosen”, bayangkanlah sekumpulan mahasiswa fiktif sedang mendengarkan Anda. Anda dapat juga merekam kuliah Anda tersebut dengan voice recorder atau berdiri di depan cermin.

5. Gunakan Mind Map
Karena cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita, yaitu Radiant Thinking, Mind Map sangat berguna untuk kegiatan mencatat, meringkas, dan kaji ulang.









Kreativitas Belajar

Selaraskanlah cara belajar dan lingkungan dengan tipe belajar Anda. Tip dan strategi jitu bagi seorang tipe auditorial antara lain adalah:

1. Bawalah voice recorder ke mana pun Anda pergi.
Saat ad aide yang terlintas, segera aktifkan dan rekam ide Anda secara lisan. Di samping untuk mendokumentasikan ide Anda, cara ini juga efektif untuk “mengalirkan” kreativitas berpikir Anda karena yang sedang Anda lakukan selaras dengan tipe belajar Anda. Jika membawa alat ini terlalu merepotkan, paling tidak pilihlah ponsel yang punya fitur perekam suara yang dapat merekam suara cukup panjang.

2. Telepon saja!
Sedapat mungkin telepon langsung teman Anda bila Anda punya hal penting yang harus disampaikan. Menyampaikannya melalui sms (short message service) kadang-kadang membuat aliran pikiran Anda “terputus” sehingga apa yang telah Anda pikirkan tidak tersampaikan semua.

3. Brainstorming!
Curah pendapat atau brainstorming pasti mempunyai unsur audio yang dominan. Dengan demikian, otak Anda akan mendapatkan “asupan audio” yang cukup banyak sehingga menjadi lebih kreatif. Jika otak kreatif, belajar akan terasa lebih menyenangkan.

4. Biarkan Anda berbicara dan orang lain yang mencatatnya untuk Anda.
Jika Anda puny aide brilian yang terlintas di otak, jangan biarkan diri Anda sibuk mencari kertas dan bolpoin untuk mencatatnya. Tapi, usahakan berbicara terus dan meminta orang lain yang mencatatkannya untuk Anda. Bila anda mempunyai seorang asisten atau sekretaris, hal ini tentu akan menjadi semakin mudah.

5. Berpikir dan mengambil keputusan sambil mengucapkannya keras-keras.
Rangsangan audio bagi Anda yang bertipe auditorial dapat membuat Anda kreatif. Otak Anda akan menciptakan banyak alternatif solusi untuk permasalahan yang sedang Anda hadapi.

6. Lakukan percakapan internal saat mengambil keputusan.
Jika tidak ada sparring partner yang bisa diajak brainstorming atau diskusi, paling tidak lakukanlah percakapan atau Tanya jawab internal untuk mengupas permasalahan Anda beserta konsekuensi dari setiap alternatif solusi yang muncul di benak Anda.



7. Hindarkan “polusi suara” di sekitar tempat Anda belajar.
Lihatlah di sekeliling, apakah ada suara-suara berpotensi konsentrasi belajar Anda. Jika Anda menyukainya, tentu lebih baik lagi jika Anda memutar musik yang lembut.

8. Perhatikan tipe belajar teman Anda.
Kita dapat menilai tipe belajar seseorang melalui pengamatan ciri-ciri fisik, penampilan, dan sikap bicara mereka. Jika kolega Anda adalah seorang tipe auditorial, instruksi secara lisan akan lebih efektif daripada memo tertulis. Jika memang harus tertulis karena rinciannya banyak, Anda dapat mempertimbangkan untuk memanggilnya kembali dan berikan sedikit briefing singkat mengenai instruksi tadi.

9. Gunakan Mind Map dalam kegiatan belajar Anda.
Anda dapat menggunakan Mind Map yang sering disebut “swiss army knife of your brain” untuk membantu Anda membuat perencanaan bisnis, manajemen rapat, presentasi, brainstorming, dan lain-lain. Anda juga dapat memakainya untuk melakukan wawancara kerja (job interview) yang mempunyai banyak unsure “audio”.

10. Isilah Action Sheet tipe auditorial pada Lampiran B di bagian akhir bab ini.



Tipe Belajar Kinestetikal
Tipe belajar kinestetikal atau tactile learner type, atau kadang-kadang disebut physical learner type, adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan melibatkan gerakan tubuh (physical movement) atau pengalaman gerak tubuh (physical experience) atau perasaan (feeling/emotion). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri umum:
• Saat berbicara atau belajar banyak melakukan aktivitas fisik ringan.
Misal: memutar-mutar bolpoin, menggerakkan tungkai kaki seperti orang sedang memainkan alat musik drum, menjentikkan jari, dan sebagainya.
• Tidak betah duduk dikursi lama-lama.
• Kadang-kadang suka menyentuh lawan bicara untuk meyakinkan mereka.
• Menjadi lebih baik dalam mengingat sesuatu apabila sambil berjalan atau menggerakkan bagian tubuh tertentu.
• Lebih suka “trial and error” jika mencoba alat yang baru.
• Suka berolahraga atau aktivitas fisik lainnya (berkebun, otak-atik sesuatu, dan lain-lain).
• Pandai meniru mimik muka atau gerakan orang lain.



Ciri-ciri fisik dan penampilan:
• Berbicara sambil menggerak-gerakkan tangan atau badan.
• Penampilan cenderung kurang rapi (sedikit acak-acakan).
• Biasanya suka memakai baju yang santai (jeans, sweater, dan lain-lain).
• Cenderung menggunakan pernapasan perut.
• Saat berpikir bola mata cenderung bergerak-gerak ke bawah.
• Tulisan tangan cenderung kurang bagus.

Ciri-ciri cara bicara:
• Tempo bicaranya lambat.
• Intonasi suaranya berat.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa perasaan dan emosi, seperti “saya rasa ide kamu boleh juga”, “saya sulit memegang komitmennya”, “saya bisa merasakan apa yang sedang kamu risaukan”, “perasaan saya mengatakan dia punya iktikad yang tidak baik”, dan lain-lain.

Tip dan Strategi Pembelajar Kinestetikal

Dalam strategi belajar dan belajar, tipe kinestetikal mempunyai cara yang berbeda dengan tipe visual dan auditorial. Berikut tip dan strateginya.

Pembelajaran

1. Cari “asas manfaat” dari apa yang sedang Anda pelajari!
Salah satu sifat tipe kinestetikal adalah akan lebih termotivasi kalau sudah mendapatkan asas manfaat dari apa yang dipelajarinya. Dalam seminar saya sering memberikan contoh seperti ini. Seorang anak mungkin tidak suka dengan satu pelajaran tertentu, misalnya pelajaran bahasa Indonesia. Di samping tidak suka, dia juga merasa pelajaran itu tidak terlalu barmanfaat untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang arsitek. Jika Anda tahu dia adalah tipe kinestetikal yang akan termotivasi jika asas manfaatnya terpenuhi, Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan. Anda akan meyakinkan dia bahwa seorang arsitek pun membutuhkan kemampuan bahasa Indonesia yang bagus untuk membuat proposal menawarkan hasil rancangan bangunan yang dibuatnya. Nah, jika dia melihat “hubungan” antara apa yang harus dipelajarinya dengan apa yang sangat dicita-citakannya, asas manfaatnya sudah dapat. Dia pasti akan termotivasi luar biasa.

2. Gunakan bigbligbter yang kontras pada bahan pelajaran Anda.
Di samping berfungsi untuk mengaktifkan otak kanan agar Anda lebih rileks, menambah kreativitas dan menguatkan ingatan jangka panjang, melakukan bigbligbt juga memenuhi “kebutuhan” Anda untuk bergerak sebagai seorang tipe kinestetikal.




3. Perbanyak frekuensi break atau jeda istirahat.
Ingat, yang diperbanyak adalah frekunsi jeda istirahatnya, bukan lama istirahatnya. Jadi, lebih baik belajar 15 menit lalu jeda minum kopi atau jalan-jalan sebentar atau aktivitas apa pun yang memungkinkan Anda bergerak bebas selama 2-3 menit saja, lalu belajar lagi selama kurang lebih 15 menit, jeda lagi, dan seterusnya. Ini lebih baik bagi Anda yang bertipe kinestetikal daripada belajar selama 1 jam, lalu istirahat 15-20 menit. Jadi, yang penting adalah memperbanyak frekuensi jeda.

4. Lebih baik menggunakan posisi berdiri daripada duduk.
Tipe kinestetikal bisa berpikir dan belajar lebih baik dengan melakukan aktivitas fisik ringan daripada sekadar duduk. Anda bahkan dapat mengingat bahan pelajaran sambil mondar-mandir,naik turun tangga, men-dribble bola basket atau sambil mengayun-ayunkan tongkat golf.

5. Poster “bergerak”.
Anda dapat memasang poster atau gambar orang/objek yang sedang bergerak, misalnya gambar Michael Jordan sedang melakukan slam dunk, Michael Schumacher sedang menikung di sirkuit, dan sebagainya.

6. Menulislah di udara!
Jika Anda kesulitan mengingat penulisan ejaan tertentu, misalnya ejaan bahasa Inggris, cobalah menulis ejaan tersebut di udara. Mengapa cara ini bisa membantu? Alasannya adalah dengan melakukan hal ini, secara tidak sadar Anda telah menggerakkan tubuh (tipe kinestetikal) sekaligus melihat “jejak” tulisan tersebut (tipe visual).

7. Gunakan Mind Map.
Karena cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita, yaitu Radiant Thinking, Mind Map sudah mengakomodasi semua tipe belajar seseorang, termasuk tipe kinestetikal. Gunakan Mind Map terutama untuk kegiatan mencatat, meringkas, dan mengkaji ulang.

Kegiatan Belajar
Di samping dapat menggunakan beberapa prinsip dari kegiatan belajar di atas, berikut beberapa kiat tipe kinestetikal agar sukses dalam belajar.

1. Cari “asas manfaat” dari apa yang sedang Anda kerjakan!
Kiat ini perlu saya tekankan kembali karena merupakan kiat yang paling penting bagi seorang tipe kinestetikal. Jika Anda sudah mendapatkan asas manfaat dari apa yang akan Anda kerjakan, pasti Anda akan termotivasi. Dan bagi siapapun juga, termasuk seorang tipe kinestetikal, motivasi adalah “bahan bakar” menuju kesuksesan yang berkesinambungan. Temukan selalu asas manfaat dari apa yang Anda kerjakan sekarang!


2. Pastikan Anda leluasa menggerakan tubuh Anda
Perhatikan ruang kerja Anda, dan pastikan tempatnya tidak terlalu sempit sehingga memungkinkan Anda untuk dapat berjalan mondar-mandir. Bagaimana dengan kursi Anda? Apakah kursi Anda dapat diputar dan dinaik-turunkan? Apakah jika Anda ingin menggerak-gerakkan tungkai kaki (seprti gerakan main musik drum) akan mengganggu teman-teman di sekitar Anda?

3. Manfaat media video untuk menunjukkan demo dari fungsi alat-alat atau mesin baru.

4. Gunakan Mind Map dalam kegiatan Anda.
Mind Map sudah mengakomodasikan tipe kinestetikal untuk menjadi lebih kreatif dalam berpikir, sebab cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita semua.

Kamis, Februari 19, 2009

BERSIH-BERSIH DOMPET

Akhir pekan lalu saya menulis status di facebook, “Weekend enaknya kemana yah?” Berbagai tanggapan beragam datang dari sahabat-sahabat saya, antara lain: Hananto menulis, asyiknya nongkrong ma bolo-bolo. Lestari Yumi menulis, “Weekend? Minum kopi, makan pisang goreng, baca buku...sambil kakinya dipijit, meni pedi, pokoknya manjain diri di spa ah...feel like heaven...” Rahma Ayu, “Enaknya nge-mall”. Sedangkan Yolanda menulis, “Nonton film di 21 seru kali yee apalagi bareng ma yayang tayang”
Dari sebagian tanggapan di atas menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia terbiasa dengan pola gaya hidup yang konsumtif. Bahkan, budaya konsumtif ini adalah hasil dari pendidikan di masa kecil kita yang tanpa kita sadari.Buktinya adalah berkembangnya jargon di tengah-tengah masyarakat kita yaitu muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga menjadi absurd dan sangat naif. Atau contoh lainnya, tentunya Anda pernah nonton topeng monyet dan kita mengenal sosok Si Sarimin, sang monyet lucu yang dengan lincah berakrobat dan melakukan atraksi menarik. Saya yakin istilah “Sarimin pergi ke pasar” sering didengung-dengungkan oleh si empunya monyet dan menjadi bahan olok-olokan diantara masyarakat sehingga ke dua hal di atas menjadi trigger yang memberikan suatu pemahaman untuk senantiasa membeli atau mengkonsumsi. Terutama di akhir pekan seolah-olah sebagian besar masyarakat berlomba bersih-bersih dompet dengan mengajak keluarga pergi berlibur, jalan-jalan dengan alasan berekreasi menghilangkan penat selepas bekerja sepanjang minggu. Bahkan banyak media melangsir bahwa peredaran uang meningkat di setiap akhir pekan biasanya di pusat-pusat perbelanjaan dan pusat-pusat hiburan.
Memprihatinkan, di tengah kehidupan ekonomi masyarakat yang menghadapi berbagai persoalan seperti kian meluasnya kemiskinan dan tingginya angka pengangguran, kita justru dengan mudah melihat kenyataan yang bertolak belakang bila memperhatikan gaya hidup sebagian masyarakat dan fenomena yang paradoks dalam segi konsumtif. Dikatakan bertolak belakang karena dua realitas tersebut hidup berdampingan dan sulit dijelaskan dengan logika ekonomi, dan disebut fenomena paradoks karena tidak memadainya penjelasan logika standar (modern) untuk memahami budaya konsumen secara umum dan khususnya yang terjadi di tengah masyarakat kita, bangsa Indonesia. Menurut Elfitra Baikoeni dalam artikel Telaah Kritis Konsumerisme Masyarakat di Tengah Ancaman Meluasnya Kemiskinan menyatakan bahwa fenomena konsumtif dapat kita temukan dalam sejumlah kasus-kasus di bawah ini:
• Meskipun ekonomi dikatakan lesu dan angka penduduk yang menganggur tinggi, jumlah penjualan mobil terus meningkat. Di jalan raya kota-kota besar yang selalu macet, terlihat dipenuhi oleh mobil-mobil keluaran terbaru. Tahun 2004 saja, ada sekitar 420.000 unit penjualan untuk hanya mobil baru.
• Berdasarkan data kredit perbankan, dari total kredit Rp. 531 triliun, sekitar Rp. 146 triliun merupakan kredit konsumsi. Pihak bank meraup banyak keuntungan dari kredit konsumsi ini yang dengan gencarnya memberi kredit seperti kredit pemilikan rumah, mobil dan pemilikan HP (hand phone).
• Menurut catatan resmi, penduduk Indonesia yang memilki HP (hand phone) berjumlah sekitar 50 juta orang. Tidak mengherankan kalau Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar potensial di Asia untuk penjualan produk telekomunikasi. Seandainya rata-rata biaya pulsa yang dikeluarkan setiap orang satu bulannya Rp. 100.000,- saja, berarti ada sekitar Rp. 60 triliun pengeluaran penduduk dalam setahunnya untuk hanya penggunaan telepon selular.
• Ketika di berbagai wilayah masyarakat bawah menderita berbagai penyakit kekurangan pangan, seperti busung lapar, kurang gizi, dan sejenisnya, sementara masyarakat kelas atas semakin banyak menderita ”penyakit” overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas. Untuk mengatasinya mereka menjalani operasi sedot lemat, bedah plastik, dan kini di kota-kota menjamur klinik kebugaran, kecantikan, skin center, spa dan sejenisnya.
• Diperkirakan ada sekitar 5-6 juta warga Indonesia yang berpergian ke luar negeri setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka hanya sekedar untuk liburan, rekreasi atau shopping (belanja).
Itu adalah sebagian kecil dan sekelumit saja dari contoh-contoh yang ada, betapa banyak sekali ketimpangan dan paradoks yang terjadi dalam masyarakat kita. Akan tetapi berbagai masalah dan persoalan seputar kemiskinan dan masalah-masalah lain yang dihadapi rakyat, bukan berarti mereka terbebas dari pengaruh gaya hidup global dan budaya konsumtif. Pengaruh globalisasi yang masuk melalui pintu-pintu sistem ekonomi kapitalisme yang sudah terlanjur kita anut, ternyata sudah merambah sampai ke pelosok perdesaan masyarakat kita, termasuk juga kepada golongan miskin.
Jadi, bagaimana rencana Anda akhir pekan depan, apakah mau bersih-bersih dompet untuk investasi leher ke bawah? Bagaimana jika Anda menginvestasikan isi dompet, pikiran dan waktu anda untuk wilayah “leher ke atas”. Karena pikiran kita ini adalah aset yang tidak akan bisa dicuri oleh orang lain. Berinvestasi untuk diri sendiri bisa jadi dengan membaca buku, majalah, mendengarkan kaset, CD, DVD pengembangan diri atau browsing situs-situs bermanfaat. Berinvestasi untuk diri sendiri bisa juga dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkualitas, mengamati segala sesuatu, bergaul dengan para pemenang, orang yang sukses atau lingkungan yang positif. Tentunya jangan lupa juga berinvestasi untuk jiwa kita. Berinvestasi juga untuk kesehatan kita. Saya yakin Anda akan jauh lebih bermanfaat karena banyak nilai tambah yang bisa Anda dapatkan tanpa harus membersihkan seluruh isi dompet anda alias murah atau bahkan gratis. Selamat bersih-bersih dompet guna investasi lehar ke atas.

Salam Penuh Syukur
Emma

Kamis, Februari 12, 2009

AMAN, NYAMAN, KAYA

Saya teringat pelajaran dari buku Robert Kiyosaki, yaitu apabila kita ingin mencapai tingkat finansial tertentu, kita harus mempunyai rencana.

Rencana ini harus masuk akal dan harus bisa diukur progressnya secara rutin, misalnya setiap bulan..

Pada intinya, untuk mencapai tingkat finansial yang Anda idamkan,
kita harus melakukan 2 hal:

1. Memperbanyak pendapatan kita, atau bahasa kerennya
memperbanyak Multiple Source of Income (MSI).
mengapa harus banyak MSI? karena kita tau bahwa pengeluaran kita pun
setiap bulan banyak sekali seperti makan, transportasi, pendidikan anak kita, listrik, telepon, sewa/cicilan rumah dan kendaraan, dll,
oleh karena itu kita harus mempunyai banyak MSI, karena if something happen
dengan penghasilan yang satu, kita masih punya cadangan penghasilan yang lain

2. Menjaga pengeluaran tetap dibawah kemampuan kita.
jadi kalau penghasilan kita setiap bulan, katakan 5 juta,
kita mesti menjaga pengeluaran kita maksimal 4-4.5 juta
sehingga kita masih bisa menabungnya

2 hal diatas, saya ibaratkan seperti permainan sepak bola, ada yang kegiatan menyerang (memperbanyak MSI), dan ada kegiatan jaga gawang (menjaga pengeluaran kita)..


Btw, Saya pernah menghitung, sebenarnya setiap orang berpotensi untuk menjadi milyarder.
kok bisa?
coba kita kalikan misalkan penghasilan kita setiap bulan, misalkan 5 juta dikali 12 bulan dikali 30 tahun kita berkarya, maka hasilnya adalah 1.800.000.000 (1.8 milyar rupiah)..

Apabila kita ambil angka konservatif pun, misalkan 3 juta rupiah/bulan, maka dikali 12 bulan dikali 30 tahun, hasilnya adalah
1.080.000.000 (1.08 milyar)..

Jadi yang terpenting adalah bukan seberapa besar penghasilan kita,
yang terpenting adalah seberapa banyak kita menabung/menyimpan uang kita setiap bulan, dan bagaimana kita menginvestasikannya/ melipatgandakannya.

Satu hal tentang investasi, kita harus cermat menganalisanya resiko-resikonya
dan bertindak hati-hati, karena seperti filosofi Investasi dari Warrent Buffet (Investor no. 1 di dunia), ia berkata: "yang terpenting dalam investasi adalah tidak kehilangan uang"


Btw, saya teringat tentang "Tukang Bakso" di dekat rumah saya.
Sepintas, sepertinya ia tidak kaya, namun orang tua saya bercerita bahwa
ia dan keluarganya sering jalan-jalan, punya banyak motor, mobil, punya tanah dan beberapa rumah baik di Solo maupun di desanya sana plus konon kabarnya istrinyapun dua lho. Hebat khan he..he..

Padahal kalau dilihat dari luas warung bakso kaki limanya, paling-paling cuma 3-4 meter (lebar) x 5 meter.. namun kalau kita hitung omsetnya, bisa banyak sekali omset/ harinya..

Katakan ada 10 meja yang masing2 sekitar 4 bangku, berarti sudah menampung 40 orang. kalau 1 jam ada 40 orang (pasti lebih sih, saya ambil hitungan pesimis saja), maka dalam 8 jam, berarti ada 320 orang yang makan disana.

Katakanlah bukan 320 orang, kita ambil pesimisnya: katakan 200 orang yang makan disana setiap hari (dirata-ratakan senin-minggu), maka kalau 1 orang
belanja uang = Rp. 13.000 (termasuk minuman)
maka omset setiap bulan= 13.000 x 200org per hari x 30 hari= 78.000.000
(78 juta)

Kira-kira, kalau untung bersih sekitar 30%nya, maka net bersihnya 23.400.000/bulan.
kalau di-setahun-kan, maka hasilnya adalah 280.800.000..

Nah, "Tukang Bakso" ini sudah jualan kira2 selama 15 tahun,
maka anda bisa hitung, 280 juta x 15 tahun= 4.212.000.000 (4,2 milyar)..

Dahsyat kan .. !

Dan jumlah 4,2 milyar ini pun baru hasil kegiatan menabung saja,
belum kalau ia investasikan.. hasilnya pasti dahsyat.. !

Sayangnya, ia tidak buka cabang. Sudah lebih dari 17 tahun tukang bakso, Pak Saino ini berjualan di depan SD Cengklik. Blia dihitung-hitung dia berjualan dari semenjak saya SD dan sekeluarga kamipun jadi pelanggan tetapnya hingga kini. Coba saja misalkan kalau Pak Saino berhasil membuat suatu sistem bisnis yang punya 10 cabang.. wow.. hasilnya 42 milyar dalam 15 tahun..

Tentunya.. utk mencapai hal itu tidak mudah.. kita yang sekilas melihat & menghitungnya sepertinya gampang, namun saya yakin ia berjuang dengan darah dan keringat yang mengucur.. supaya keturunannya (anak dan cucu) lebih
sejahtera..

Namun bagusnya adalah kita bisa belajar & memulai hal itu,
secara step-by-step, selangkah demi selangkah..
setelah bertahun2 tak terasa akan sampai juga..
seperti halnya kita menanam pohon dari biji, kita rawat, kita beri pupuk,
kita beri air, lalu di-sinari matahari (ibaratnya di-sinari oleh Ridho/berkat Tuhan), maka setelah bertahun2 hasilnya pasti dahsyat..

Yang terpenting adalah utk menjadi kaya kita perlu nilai tambah yang unik, yang orang lain tidak punya, sehingga banyak orang akan mencari nilai tambah itu ke kita dan bersedia menukarkan uang nya dengan nilai tambah
kita..

Nilai tambah itu bisa berwujud produk/ jasa kita, ide brilian, sistem bisnis, resep masakan (atau resep bakso spt tukang baksi diatas),
rumus formula (spt formula cocacola), dll
Setelah punya nilai tambah yang unik, kita bisa gunakan faktor kali,
misalkan dengan sistem bisnis, buka cabang, jual franchise, dll

Namun sekali lagi, kita harus hati-hati dalam bertindak, tapi jangan terlalu hati-hati juga sehingga kita tidak jadi bertindak..
yang terpenting adalah harus balance antara Risk dan Rewardnya
(resiko dan potensi hasilnya):

Apabila resiko kecil dan potensinya besar, kita ambil..
Apabila resiko besar dan potensi kecil, kita tidak akan ambil.
Apabila resiko besar dan potensi besar, kita mesti berpikir: bagaimana cara memperkecil resikonya?
Bila belum ketemu cara perkecil resikonya, sebaiknya tidak ambil dulu..

Apabila resiko kecil dan potensi kecil, boleh ambil/tidak,
kalau pun diambil, harus Low Time (waktu pengerjaan nya sedikit), dan bolehlah untuk nambah2
agar dapur bisa tambah ngebul.. :)

Jadi, kita harus punya 3 rencana:
1. Rencana untuk Aman secara finansial
2. Rencana untuk Nyaman secara finansial
3. Rencana untuk Kaya secara finansial

Rencana utk aman secara finansial,
adalah suatu rencana dimana anda bisa mendapatkan uang utk
menutupi kebutuhan pokok anda dan keluarga sehari-hari setiap bulan,
misalkan: makanan, kebutuhan rumah tangga, sekolah, ongkos2, dll

Mungkin awalnya, dalam pengerjaan rencana ini memerlukan waktu banyak
dan effort yang banyak, namun setelah beberapa lamanya, rencana tersebut
harus bisa berjalan otomatis, bisa di-delegasikan (dengan buat sistem),
tidak menguras pikiran terlalu banyak dan cukup/lebih utk memenuhi kebutuhan
keluarga sehingga Anda bisa tenang dalam menjalani kehidupan ini.

Contohnya, apabila anda seorang profesional yang bekerja di suatu perusahaan, anda sebenarnya sudah punya Cara utk Aman secara finansial,
yaitu dari Gaji Anda tanpa perlu menguras pikiran, Anda sebenarnya sudah aman..

Bila Anda seorang business owner, buatlah rencana agar Anda bisa menjual
produk/jasa yang bisa dibeli oleh orang banyak secara rutin.
contohnya adalah Bank BCA: disamping ia dapat bunga dari memberikan kredit kepada orang yang membutuhkannya, ia juga mempunyai Fee Based Income,
yaitu pendapatan yang otomatis ia dapatkan ketika para nasabah bertransaksi.
misalkan transaksi transfer uang ke bank lain, ia dapat uang/ fee.
contoh lainnya, ia juga dapat Administration Fee setiap bulan yang dipotong dari setiap nasabah Tahapan BCA.

Namun, saran saya, apapun profesi Anda, buatlah Rencana Aman
sebanyak min 2 atau 3, sehingga Anda benar2 aman.

Seperti Anda ketahui, bila anda seorang profesional, bisa saja kita tidak
menerima gaji 100% di saat2 ini, jadi kita perlu 1 atau 2 rencana lagi utk
aman secara finansial.

Bila Anda business owner, tentu Anda tau bahwa ada produk utk High End Customer, maupun utk Low End Customer.. nah, karena kita sekarang dalam
kondisi ini, perbanyaklah produk2 yang bisa menyasar ke Low End
(yang price sensitif) maupun produk2 High End (yang tidak price sensitif).

Dengan demikian, bisnis Anda bisa tetap survive dan berkembang disaat2 ini.

Intinya, dengan rencana Aman ini, Anda dan keluarga bisa tetap makan dan
beraktifitas seperti biasa.


Sekarang Rencana utk Nyaman secara finansial.
Dengan rencana ini, Anda punya rencana utk menjadi nyaman, misalkan
utk membeli rumah ataupun mempunyai mobil/motor, dimana Anda dan keluarga
bisa merasa nyaman utk mengarungi hidup ini.

Rencana Nyaman ini bisa juga perpanjangan dari Rencana Aman,
misalkan utk Rencana aman: anda buat warung bakso, lalu rencana nyamannya,
anda perluas warung bakso tersebut dan terapkan teknik marketing jitu &
pelayanan yang memuaskan customer, maka hasilnya pasti lebih besar

Setelah itu, buatlah Rencana utk Kaya secara finansial.
Rencana Kaya ini juga bisa merupakan perpanjangan Rencana Aman dan Nyaman,
misalkan dengan buka cabang/ jual franchise.

Yang terpenting dalam mencari uang adalah kita harus fokus, boleh 2 rencana
atau 3 bahkan banyak rencana, namun apabila tidak fokus hasilnya akan tidak
maksimal, jadi fokuslah sesuai kapasitas Anda.

Terlebih lagi, untuk rencana Kaya secara finansial, Nilai Tambah Anda harus
kuat, dan Faktor Kali anda harus banyak, sehingga benar2 bisa cepat
menghasilkan..

Btw, menurut Anda, dari Rencana nomor 1, 2, dan 3,
yang mana dulu yang harusnya kita lakukan?

Ada banyak orang yang ingin kaya dan ingin sukses secara finansial,
lalu memilih nomor 3 dulu, lalu nomor 2, lalu no. 1

Ada juga yang pilih no.1 dulu, lalu no.2 lalu no. 3

Apapun pilihan anda, itu keputusan Anda secara pribadi.

Namun saran saya, agar anda step by step mulai dari nomor 1 dulu, nomor 2, baru nomor 3.
karena kekayaan sebenarnya bukan diukur dari hasilnya, tapi dari prosesnya.


Oleh karena itu, tentukanlah jumlah Rupiah Anda merasa aman,
Jumlah rupiah anda merasa nyaman,
Jumlah rupiah anda merasa kaya.

Dan buatlah rencana-rencananya..

Namun, Apapun Rencana Anda, ada satu skill yang harus Anda kuasai,
Skill ini adalah Skill No. 1 yang harus Anda kuasai..
Skill ini dipunyai oleh semua orang yang sudah menjadi milyarder atau trilliuner..
mau tau skill apakah ini?

Skill ini bernama Skill Menjual dan berkomunikasi.

"oh, tunggu dulu, saya tidak bisa menjual", mungkin Mental Block Anda berbicara sekarang ingat artikel tentang mental block terdahulu?)

Siapapun Anda, Apapun nilai tambah Anda, apapun profesi Anda,
anda harus bisa menguasai skill menjual dan skill ini bisa dipelajari.

Btw, sebenarnya walaupun Anda tidak berprofesi sebagai sales/marketing,
sebenarnya anda adalah seorang penjual juga.

Bila anda seorang profesional, Anda menjual karya,waktu, dan ide Anda kepada perusahaan tempat anda bekerja,
Bila anda bisnis owner, anda menjual produk/jasa kepada customer anda,
Bila anda dokter, anda menjual jasa anda,
apapun profesi anda, sebenarnya anda adalah penjual
dan anda melayani customer Anda.

Bila Anda seorang staff, maka customer Anda adalah atasan anda,
dan anda wajib melayani customer anda dengan memuaskan (dalam arti positif ya)

Dan kembali ke laptop,
Anda mesti bisa menguasai seni menjual..

Rekomendasi saya, Anda bisa baca buku Psychology of Selling karya
Brian Tracy atau.. ikut dalam seminar dan pelatihan saya he..he.. nebeng juakan juga nih?!

Ok, sekian dari saya utk sharing saat ini:
1, Perbanyaklah MSI
2. Jagalah pengeluaran anda
3. Buatlah rencana Aman
4. Buatlah rencana Nyaman
5. Buatlah rencana utk Kaya secara finansial
6. Pelajarilah ilmu Menjual


Salam Penuh Syukur
Emma

Senin, Februari 09, 2009

KATA-KATA BIJAK

Tidak ada seorang pun dapat kembali ke masa lalu untuk membuat suatu awal yang baru. Namun, setiap orang dapat memulai saat ini untuk membuat suatu akhir yang baru.

4JJI tidak menjanjikan hari-hari tanpa kepedihan, tawa tanpa sedih, panas tanpa hujan, tetapi DIA menjanjikan kekuatan untuk menghadapi hari-hari sulit, hiburan untuk tangisan, dan petunjuk untuk menjalani kehidupan.

Kekecewaan itu ibarat jalan yang berbongkah-bongkah, melambatkannya sedikit, tapi kau akan menikmati jalan halus setelahnya.
Janganlah berada di atas bongkahan terlalu lama, teruslah bergerak ke depan!

Apabila kau merasa sedih karena gagal mendapatkan apa yang kau inginkan, duduklah dengan mantap dan berbahagialah, karena 4JJI sedang memikirkan sesuatu yang lebih baik untukmu.

Kau tidak bisa membuat seseorang mencintaimu, tetapi kau dapat menjadi seseorang yang patut dicintai.
Ukuran cinta ada ketika kau mencintai seseorang tanpa ukuran.

Dalam kehidupanjarang sekali kau mendapatkan kesempatan bertemu dengan orang yang kau cintai dan mencintaimu. Jadi, sekali kau dapatkan orang itu jangan sampai terlepas, karena kesempatan itu mungkin tidak akan kembali lagi kepadamu.

Lebih baik kehilangan harga dirimu karena orang yang kau cinta daripada kehilangan orang yang kau cinta karena harga dirimu.

Kita menghabiskan waktu mencari orang yang tepat untuk dicinta, atau mencari-cari kesalahan orang yang telah kita cinta, padahal seharusnya kita menyempurnakan cinta yang kita berikan.

Jangan kau tinggalkan sahabat lama, kau takkan pernah mendapatkan gantinya. Persahabatan itu seperti anggur, semakin lama semakin nikmat dan memabukkan.

GARAM DAN TELAGA

Seorang guru agama Hindu yang telah lanjut usia merasa lelah terus menerus mendengar keluhan salah seorang muridnya. Suatu pagi hari, ia menyuruh muridnya membawa garam. Setelah murid yang tidak bahagia itu kembali, ia memerintahkannya untuk melarutkan segenggam garam ke dalam satu gelas air kemudian meminumnya.
“ Bagaimana rasanya?” Tanya sang Guru.
“ Tidak enak,” jawab si murid sambil meludahkannya ke samping.
Sang guru tertawa kecil sambil lalu memerintahkannya untuk mengambil lagi segenggam garam. Kedua orang itu berjalan menuju telaga yang tidak jauh letaknya. Sang guru memerintah muridnya untuk menaruh garam itu di telaga dan mengaduknya.
“ Nah, sekarang minumlah air telaga ini!” kata sang Guru.
Setelah ia minum air telaga, gurunya bertanya,” Bagaimana rasanya?”
“ Segar,” jawab si murid.
“ Apakah kau mendapati rasa garam di air itu?” Tanya gurunya.
“ Tidak,” jawab muridnya.
Sampai di sini, sang guru duduk di sebelah anak muda yang serius ini yang mengingatkannya pada masa mudanya dulu. Ia memegang tangan muridnya lalu berkata, “ Pahitnya kehidupan seperti pengaruh garam ini, tak lebih dan tak kurang. Besar kecilnya penderitaan tergantung pada wadah di mana kita meletakkannya. Jadi, bila kau menderita, satu-satunya yang dapat kau perbuat adalah melapangkan dadamu. Berhentilah menjadi gelas, jadikanlah dirimu telaga.

RAHASIA 4JJI

Seorang anak kecil mengadu kepada neneknya tentang kejadian yang tidak menyenangkan yang ia alami, masalah keluarga, kesehatan, dan lain-lain sementara neneknya sedang membuat kue.
Neneknya lalu bertanya kepada cucunya apakah ia mau snack. Tentu saja cucunya mengiyakan.
“Mau minum minyak ini?” Tanya neneknya.
“Hiii…,” kata si anak.
“Bagaimana kalau telur mentah? Mau?”
“Jijik, Nek.”
“Mungkin kamu mau tepung? Atau soda kue?”
“Nek, semua itu menjijikkan!”
Neneknya lalu menjelaskan,” Semua itu tampak tidak enak, tapi bila di campur dengan cara yang benar akan menjadi kue yang lezat. Begitu pula cara kerja 4JJI. Sering kali kita bertanya-tanya mengapa 4JJI membiarkan kita melewati masa-masa yang tidak menyenangkan dan sulit. Tapi DIA tahu bahwa apabila semua kejadian itu diletakkan menurut susunan-Nya pasti hasilnya akan baik. Kita harus menaruh kepercayaan kepada-Nya, bahwa semua ketidaknyamanan itu akhirnya akan menjadi sesuatu yang sangat baik.
4JJI sangat mencintaimu, DIA mengirimkan kepadamu hujan guna menghijaukan tetumbuhan dan menghadirkan bunga mewangi; sinar matahari setiap pagi. Kapanpun kau berbicara kepada-Nya, DIA selalu mendengarkan. DIA dapat tinggal dimana pun di jagad ini, tapi DIA memilih tinggal di hatimu.

Rabu, Februari 04, 2009

WHAT IS YOUR COLOUR? : THE AIRBUS A380 CASE

Pada akhir Desember 2007 lalu ada serangkaian iklan yang cukup menarik di Koran The Wall Street Journal. Iklan ini terbit dua halaman penuh selama beberapa hari berturut-turut. Brand-nya adalah Airbus A380.
Serial iklan cetak ini ada empat versi sesuai headline-nya yaitu “Greener”, “Cleaner”, “Smarter”, dan “Quieter”. Tampilanya hampir sama, gambar siluet tubuh Pesawat AirBus A380, sementara isi siluetnya berbeda-beda sesuai dengan tema headline.
Versi “Greener” isi siluetnya menampilkan gambar hutan. Versi “Cleaner” gambarnya adalah kepulauan yang hijau dan lautan biru. Sementara, versi “Smarter” menampilkan lumba-lumba yang sedang berenang. Dan versi “Quieter” gambarnya adalah orang yang sedang memancing di danau.
Kemudian, Body text-nya sendiri menjelaskan lebih lanjut tentang headline-nya. Pada versi “Greener” antara lain dinyatakan bahwa AirBus merupakan satu-satunya manufaktur pesawat yang mampu memenuhi secara ketat standar manajemen ISO 14001, baik pada proses di pabriknya maupun di produknya.
Sementara, pada versi “Cleaner” disebutkan bahwa tiap penumpang AirBus A380 menghasilkan CO2 yang lebih sedikit ketimbang penumpang mobil keluarga. Bahan baker yang dikonsumsi tiap penumpang AirBus A380 ini juga lebih sedikit disbanding penumpang mobil keluarga tadi., hanya sekitar 2,9 liter per penumpang tiap 100 kilometer.
Lalu, pada versi “Smarter”, disebutkan bahwa panjang landasan untuk take-off dan landing lebih pendek daripada pesawat sejenisnya mampu menggurangi pemakaian lahan. Dan pada versi “Quieter” dinyatakan bahwa AirBus A380 ini mampu mengurangi noise sampai ke level yang paling rendah sehingga mampu membua suasana senyap baik di luar maupun di dalam pesawat.
Dengan serangkaian iklan cetak ini, AirBus memang ingin menyatakan bahwa pesawat terbarunya, AirBus A380, adalah pesawat yang ramah lingkungan dan nyaman. Airbus A380, yang merupakan pesawat penumpang terbesar di dunia, tidaklah boros bahan baker atau menghasilkan emisi karbon yang tinggi seperti yang mungkin dipresepsi oleh banyak orang.
Nah, inilah contoh proses Clarifying.
Presepsi yang diinginkan ada dalam benak pelanggan di dukkung oleh sejumlah fakta yang mendukung. Pelanggan tidak bisa lagi sekedar di sodori slogan atau tagline yang isinya janji-janji semata.

Mengapa demikian?
Hal ini karena pelanggan sudah semakin pintar. Pelanggan tidak akan menerima begitu saja apa pun yang disodorkan oleh produsen. Pelanggan akan berupaya mencari tahu tentang kebenaran klaim dari produsen.
Sementara itu, teknologi Web 2.0 juga sangat popular. Teknologi Web 2.0 semakin mempermudah upaya pelanggan tadi. Orang bisa mencari informasi dari blog-blog tentang kebenaran klaim suatu brand. Orang juga bisa berinteraksi lewat social networking untuk bertukar informasi tentang brand.
Clarifying ini semakin penting karena positioning yang ditawarkan oleh produsen sudah menjadi generic. Pelanggan hampir tidak bisa membedakan antara positioning sebuah brand dan brand lainnya.
William J. McEwen dari The Gallup Organization menyatakan bahwa yang dilihat konsumen di Amerika saat ini adalah “Lautan kesamaan” (“The sea of sameness”).
Dalam bukunya Married to the Brand, McEwen bilang bahwa 58% dari nasabah bank di Amerika tidak melihat adanya perbedaan antar bank; 45% dari penumpang pesawat domestic di Amerika merasakan bahwa semua pelayanan maskapai penerbangan sama saja; dan 54% dari pembeli produk secara online menilai bahwa semua situs e-commercce tidak ada bedanya.
Hal ini bukan berarti bahwa pelanggan tidak dapat membedakan antara mobil VW Beetle dan BMW seri 3, misalnya. Namun, ini menunjukan bahwa pelanggan merasa bahwa mereka saat ini sudah dikepung oleh banyak brand yang terlihat sama, dan juga terasa sama. Ini juga bisa terjadi antara lain karena komunikasi merek-merek tersebut menjanjikan hal yang serupa atau sama alias menawarkan positioning yang terlalu generic tadi.
Karena itulah diperlukan Clarifying terhadap brand alias karakter yang bersangkutan.
Ada ungkapan dalam bahasa inggris yang berupa pertanyaan “What is Your Colour?”. Ungkapan ini merupakan metafora yang biasanya diajukan untuk mengetahui preferensi seseorang terhadap suatu hal.
Nah, Clarifying adalah upaya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pada kasus Airbus A380 tadi, jawabanya bisa disebut “hijau”. Ini adalah karena Airbus ingin dipersepsi, dan sekaligus juga didukung oleh kenyataan bahwa produknya memang ramah lingkungan.
Jadi sekali lagi, Clarifying bukan hanya mencoba menanamkan suatu persepsi dalam benak konsumen, tapi juga mendukungnya dengan kenyataan atau fakta., dan kemudian mengomunikasikannya dengan jelas.
Inilah era New Wave Marketing. Perception and Reality are equally important.


Diambil dari Buku karya Hermawan Kartajaya : New Wave Marketing

THE GROUNDSWELL CONNECTION: BECOMING A CIVILIZED CATALYST

Ada sebuah buku bagus dan relative baru yang membahasrelasi antara konsumen dan perkembangan internet. Judulnya Groundswell. Buku ini ditulis oleh dua analis dari Forrester Research, Charlene Li dan Josh Bernoff.
Groundswell didefinisikan oleh kedua penulis sebagai tren social di mana untuk mendapatkan kebutuhannya, orang lebih memilih mencarinya dari orang lain ketimbang dari produsen atau toko. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi internet.
Contohnya saja situs eBay. Di sini orang membeli barang dari orang lain, nukan dari toko. Contoh lainnya adalah Linux. System operasi ini diciptakan secara gotong-royong oleh individu-individu, bukan oleh perusahaan besar seperti Microsoft.
Buku ini memang mengupas panjang lebar fenomena groundswell. Salah satu bagian yang paling menarik adalah segmentasi pelanggan berdasarkan tingkat aktivitasnya dalam groundswell. Dalam buku ini, segmentasi tersebut disebut sebagai Profil Social Technographics. Ada 6 profil, yaitu Creators, Critics, Collectors, Joiners, Spectators, dan Inactives.
Profil-profil ini sendiri digambarkan sebagai tangga. Creators adalah anak tangga palin atas karena merupakan segmen yang paling tinggi tingkat aktivitasnya, sementara Inactives berada paling bawah karena merupakan segmen yang paling rendah tingkat aktivitasnya.
Secara ringkas, keenam profil Social Technographics tersebut sebagai berikut.
Creators adalah orang-orang yang paling tidak sebulan sekali menulis di blog-nya atau meng-upload video di YouTube. Critics adalah orang-orang yang memberikan komentar pada blog atau memberikan penilaian secara online terhadap suatu produk. Collectors adalah orang-orang yang menyimpan berbagai informasi online pada satu situs, misalnya menyimpan alamat-alamat situs favorit di situs Delicious.
Sementara Joiners adalah orang-orang yang punya profil di situs Social Networking seperti Facebook untuk sekedar menjalin relasi. Spectators adalah orang-orang yang sekadar membaca blog atau menonton video orang lain. Dan yang terakhir adalah Inactives, adalah orang-orang yang tidak melakukan aktivitas apa-apa walaupun ia sedang online.
Sekarang, seperti sudah saya tulis sebelumnya, untuk menjadi New Wave Marketers berarti harus selalu melakukan Always-On Connection.
Kalau sekadar terkoneksi namun sifatnya Offline Connection jangkauannya akan terbatas.
Sementara, koneksi yang bersifat Offline & Online Connection adalah lebih baik, namun tidak bisa terlalu mendeteksi perubahan lanskap yang berlangsung sangat cepat.
Yang terbaik adalah Always-On Connection. Ini berarti pemasar (baca: Company) selalu punya akses dan selalu bisa memantau perkembangan terbaru dari 3C lainnya dalam lanskap bisnis, yaitu Change Agents, Customers, dan Competitors, dengan perantara Connector.
Nah, kembali ke profil Social Technographics tadi.
New Wave Marketers tidak cukuo sekedar terkoneksi (Connected) dengan menjadi Joiners atau malah Spectators saja. Ia harus berupaya untuk semakin naik menuju ke anak tangga teratas, yaitu Creators. Ini berarti New Wave Marketers harus aktif mengambil inisiatif untuk menjadi apa yang saya sebut sebagai Catalyst.
Catalyst ini layaknya katalisator dalam reaksi kimia untuk mempercepat proses. Artinya, sebuah merek baik itu merek produk ataupun merek korporat yang melakukan corporate blogging harus mau menjadi katalis pada perbincangan yang ada di lanskap New Wave. Dengan demikian, merek tersebut berada pada satu tingkat yang sama dengan 3C lainnya tadi dalam perbincangan yang terjadi.
Dan jangan lupa, lakukan semua tersebut dengan Civilized alias beradab. Walaupun di internet orang bisa melakukan apa pun, termasuk memakai nama samaran, melakukan fitnah, atau melontarkan perkataan yang tidak etis, tapi pada akhirnya mereka sajalah yang beradab yang akan tetap terjaga reputasinya dan terus dipercaya orang.
Inilah perkembangan pemasar dalam era New Wave Marketing. Untuk sekadar bertahan hidup (survive), pemasar cukup sekedar terkoneksi (connected). Ini berarti ia harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan teknis alias IQ yang baik.
Sementara untuk dapat bisa merasakan (sensing) perubahan pada lanskap bisnis, pemasar harus jadi katalis (catalyst). Berarti ia harus dapat memahami lingkungan sekitarnya alias harus mempunyai EQ yang baik.
Dan yang terakhir, agar bisa terus berkembang dalam jangka waktu yang panjang (sustainable), pemasar harus beradab (Civilized). Pemasar seperti ini mempunyai nilai moral-moral yang tinggi alias SQ yang baik.
Maka, di era New Wave Marketing ini, jadilah pemasar yang bukan hanya bisa menjalin relasi dengan orang lain, namun juga bisa mendekteksi perubahan yang terjadi dan tetap mampu melakukan segala aktivitas dengan cara-cara yang beradab.

Diambil dari Buku Karya Hermawan Kartajaya : New Wave Marketing