Jumat, Desember 19, 2008

Inovasi Bukan Menjadi Seperti

Inovasi Bukan Menjadi Seperti
Datang dua orang bertemu dengan kami, menawarkan sebuah konsep produk. Berkali-kali mereka menyampaikan bahwa ini inovasi baru, belum pernah ada di Indonesia. Dia yakin bahwa "barangnya" akan laris dan akan menggoyang pasar.

Dari cara menyajikan presentasinya, mengagumkan. Intonasinya terjaga. Bahasa tubuhnya bermakna. Bahasa asingnya fasih. Inovasi ini-- begitu mereka menyebut-- sudah dilakukan pengujian dengan masak, dan sempurna.

Setelah presentasi sang tamu tersebut, seluruh tim akuisisi produk kami menyatakan tertarik. Barangnya menarik dan bagus, begitulah penilaian buat sang "penjual ide" tersebut. Namun seorang diantara kami meminta agar keputusan akuisisi produk tidak dilakukan saat itu juga tapi ditunda.

Akhirnya, produk XYZ tersebut sepakat menjadi kandidat kuat untuk diakuisisi. Untuk itu, diperlukan presentasi lanjutan sebagai bagian dari rekonfirmasi atas penawarannya. Dan, ditentukanlah hari H untuk presentasi lanjutan.

Dalam proses presentasi kedua yang dimaksudkan untuk rekonfirmasi tersebut, dari banyak yang kami tanyakan, hampir selalu jawabannya begini: "ini seperti barang itu loh, yang di AS, di Euro, dan lain-lain".

Rupanya di sini kami menjadi berpikir ulang. Sang inovator di sini tak lain hanya karena tahu produk lebih dulu saja tapi tidak ada sesuatu yang baru yang beda dari produk yang ada. Karena itu dalam presentasinya, mereka dengan terpaksa menunjukkan bahwa produknya sudah ada di tempat lain, dan dia menginovasinya untuk kawasan yang lebih sempit.

Di era komunikasi yang sudah modern, dimana kejadian atau produk di daerah terpencil sekalipun dengan mudah tereksploitasi mendunia. Maka hati-hati menyatakan diri sebagai inovator. Sebab, klaim yang keblinger bisa bikin blunder. Inovasi yang disampaikan, bisa jadi bukan apa-apa kecuali penyesuaian. Atau bisa jadi merupakan "cut and paste" besar-besaran. Sebab, inovasi mestinya bukan sekadar membuat barang menjadi seperti yang telah ada.

Timbul perdebatan, bahwa tidak ada inovasi yang orosinal. Mestinya ada, misalnya George Graham Bell yang menemukan telepon atau Thomas Alfa Edison penemu lampu listrik (pijar). Mungkin bisa saja ditolak pendapat ini, karena itu masa lampau. Namun faktanya selalu ada saja penemuan baru yang tidak ada sebelumnya. Misalnya bagaimana i-Pod yang pertama begitu inspiratif dan inovatif dimana orang bisa menyalakan MP3 dan memilih lagu tanpa menekan tombol hanya menggeser-gesernya. Dan dengan mudah memilih lagu lain sampai pada kedalaman struktur tree yang simple.

Di dunia online, misalnya, untuk menyatakan inovator apalagi inventor juga mesti hati-hati. Google misalnya, bisa jadi bukan inovator search engine karena sebelumnya sudah ada Yahoo ataupun AltaVista. Tapi begitu Google mengeluarkan map dan GoogleEarth, banyak mata terbelalak menyaksikan -- sekaligus merasakan -- barang baru yang belum ada sebelumnya. Lalu, kita berebut menandai beberapa "landmark" kita mulai dari tempat tinggal, tempat kerja, nongkrong, dan sebagainya.

Jadi, kalau kita baru bisa membuat bakso isi telor burung onta misalnya, sebenarnya lebih pas disebut memperkaya produk ketimbang sebagai sebuah inovatif. Dan, kalau misalnya kita bisa membuat software/aplikasi/konten baru ternyata tak lain seperti SAP, Oracle, YouTube, FaceBook misalnya, itu berarti kita tak lain masih dalam taraf "menjadi seperti" mereka. Kita belum setara.

Kalau masih sama dengan temuan/karya orang lain, jangan-jangan sebenarnya kita sekadar mengaguminya belaka namun tak mau terang-terangan mengakui sebagai pengagumnya. Mungkin dalam dunia seni lebih jujur. Tak ragu misalnya, para komponis mengakui bahwa lagu ciptaannya seperti lagunya Beatles, Coldplay, Rolling Stone, Deep Purple, dan lain-lain. Jadi mengagumi lalu menciptakan sendiri yang masih seperti, itu memang kreasi, tapi belum cukup sebagai inovasi

Kamis, Desember 18, 2008

From 9 Core Elements to the 12 Cs New Wave Marketing

Economic Outlook 2009
New Wave of Marketing : Are You Ready to Take Off?

From 9 Core Elements to the 12 Cs New Wave Marketing

Konsep 9 elemen marketing bukan sebuah dogma yang tidak bisa diubah seiring perkembangan gagasan yang tidak berarti plus berbagai perubahan yang terjadi, konsep inipun mengalami perkembangan dan penyesuaian.

Jika pernah ikut trainingMarkPlus atau seminar HK (Hermawan Kartajaya), anda pasti familiar dengan konsep 9 elemen marketing yang terdiri dari segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi, marketing mix (product, price, place dan promotion), selling, brand, service dan proses. Konsep yang digagas HK sekitar 13 tahun lalu ini biasanya juga disebut sebagai 9 core elements. Sebagai sebuah konsep, tentu saja konsep 9 core elements tidak lahir begitu saja. Dia muncul lewat gagasan, hasil kajian litaratur serta pengalaman HK dalam membantu berbagai perusahaannasional baik nasional maupun local. Dengan konsep ini MarkPlus&Co, perusahaan konsultasi strategi pemasaran yang didirikan HK, mendasarkan semua analisisnya dalam memberi solusi bagi klien-kliennya.

Dari 9 core elements marketing muncul konsep PDB yaitu positioning, differentiation, dan branding. Boleh dibilang, PDB merupakan core dari 9 elemen marketing tadi. Positioning berarti cara yang tepat untuk memposisikan produk dan merek di benak pelanggan. Untuk tujuan tersebut tentu saja dibutuhkan perbedaan yang kokoh. Itulah yang disebut sebagai diferensiasi. Setelah memposisikan diri secara tepat serta di back up oleh diferensiasi yang kokoh, langkah berikutnya adalah membangun brand.

Meski ada PDB, 9 core elements marketing tidak boleh ditinggalkan. Masing-masing tetap memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Sebuah program pemasaran harus tetap mempraktekkan 9 core elements marketing tadi secara komprehensif tanpa kecuali artinya, suatu pernyataan positioning harus sesuai dengan segmen yang ditetapkan dan sesuai dengan target yang dituju. Juga, diferensiasi harus juga tetap diterjemahkan secara kreatif dalam marketing mix dan dipahami oleh para pemasar. Begitu pula dengan brand value harus terus ditingkatkan oleh service yang memuaskan dan proses yang efisien. Jika 9 core elements marketing saling tidak terkait, maka akan melahirkan praktik pemasaran yang pincang. Jadi, selain memang harus kuat, PDB memang tidak bisa dipisahkan dari 9 core elements marketing.

Senin, Desember 15, 2008

Dua Hal Yang Sangat Utama

Rosulullah bersabda :

" Ada dua perkara yang tidak yang tidak bisa diungguli keutamaanya oleh yang lain

1. Iman kepada Allah dan

2. Memberi manfaat kepada sesama muslim "

Memberi manfaat kepada sesama muslim bisa dengan ucapan, kekuasaan, harta benda, maupun tenaga. Dalam hadits lain Rosulullah SAW bersabda:

" Barang siapa berada dipagi hari tanpa bermaksud mendzalimi seorang pun, maka dosa-dosa-nya diampuni. Barang siapa berada di pagi hari dan berniat untuk menolong orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang Islam, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji mabrur. "

" Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amal yang paling utama adalah menyenangkan hati orang mukmin dengan cara menghilangkan kelaparan dan kesusahan atau melunasi utangnya. Ada dua perkara yang sangat kotor dan keji, yaitu : Menyekutukan Allah dan menimbulkan kemadharatan bagi kaum muslim. "

[Dari Kitab Nashoihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani]

Hanya Sebuah Titipan

Hanya sebuah titipan

By WS Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa:
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali olehNya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa
itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku".
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja".

WS Rendra

My Formula For Success

My Formula For Success
By Brian Tracy

Whenever I give a speech, make a presentation or participate in a workshop, entrepreneurs and startup business owners ask me the same key questions:

"How can I generate more leads?"
"How do I close more sales?"
"What do I need to do to make bigger profits and more money?"

And they ask me what my formula for success is.

I'm delighted when they ask me the last question, because it provides the answer to the previous three.



A. Think Big
Over and over I talk to entrepreneurs who are struggling to get the next sale so they can cover current expenses. Or they want to make two more sales per day or per month.

Their biggest problem is that they're thinking too small. If you're only aiming for a couple of additional sales a month, you'll never plan big and you'll never be truly successful. You might be a little better off than you are now, but I bet you want more than that.

What do I mean by thinking big, and how do you do it? Find out how the top marketers and sales experts think. Tap into their minds, and use the same approach.



B. Find Out How The Most Successful Marketers and Business Owners Did It
As a young child, I was embarrassed when my Dad would stop and ask for directions when we were on car trips. Dad was supposed to know everything -- and he wasn't supposed to let on if he didn't. There are far too many small business owners who still think this way.

Just because you created and launched your business, don't assume you're supposed to have all the answers. Seek out the expert advice you need to succeed.

Over the years, I've built Brian Tracy International through hard work, smart marketing, and a dedication to helping my clients succeed. I also got some help along the way; help from people who have "been there, done that" and were willing to share with me some of the things they had done to become incredibly successful.

With a little bit of knowledge and a small nudge from the right people, your sales and your profits will boom.

Where are you going to get that knowledge? Straight from the source. The top entrepreneurs and marketers in the world know what it takes to succeed and they are willing to share it with you.

Thanks to marketing expert Charlie Cook, you can get the "Insider Secrets" from top marketers, sales experts and entrepreneurs. You can find out how they made it to the top and how you can too by putting them on your team.





C. Don't Throw Money Away
Any smart entrepreneur knows that it's not only sales that count; it's profits that matter. Now, let me ask you a question. Ever take a hundred dollar bill and flush it down the toilet -- or throw a whole handful of bills into the fireplace and watch them burn?

Of course not! You'd never do that. Or would you? I see many small business owners throwing money at marketing, and in most cases it not only isn't working, it's hurting their sales. And then they do it again. They're killing their profits.

Let me tell you a secret about marketing.

Some of the most effective ways to generate leads, get more sales and double or triple profits are practically free. The key is knowing what works and what doesn't and when to use each strategy.

Let me give you a few quick examples.

Every entrepreneur knows that referrals can help build sales. But did you know that only 1 out of 93 people know when and how to ask for them? This simple strategy, which costs nothing to use, can triple your sales.

DILARANG MISKIN

Dilarang Miskin
(oleh Muslih)
 
            Modal untuk membuat manusia cukup mahal. Berapa nilai aktiva tangan kita, kaki, mata, ginjal, otak dan semua anggota badan kita secara fisik. Belum lagi yang tidak nampak (intangible asset), seperti perasaan, kemampuan, berfikir, mendengar, melihat dan masih banyak lagi yang kalau kita ingin menghitungnya niscaya tak akan pernah mampu mengkalkulasinya (Qur’an). Nah, kalau aktiva tetap yang sudah diinvestasikan Allah sangat mahal tersebut tidak menghasilkan, tidak produktif dan karena kita jatuh miskin, betapa dosanya kita, betapa ruginya kita.
            Dalam ilmu ekonomi kita mengenal istilah bisnis yang disebut dengan ROI (Return On Investment) atau balik modalnya suatu usaha. Kalau kita miskin bahkan tidak saja miskin harta, tetapi juga miskin hati, apa tidak keterlaluan. Padahal Rasulullah telah mengingatkan dengan haditsnya “Kadal faqru an yakuna kufran” (kemiskinan dan kefakiran hanya akan menyebabkan kekufuran). Artinya kemiskinan itu sangat berpotensi dosa. Jadi kapan balik modalnya kita?
            Kita lihat fakta yang terjadi di masyarakat. Betapa banyak kejahatan kemanusiaan  yang terjadi akibat adanya kemiskinan dan kefakiran. Media masa gencar memberitakan tindak kejahatan, dosa dan kemaksiatan yang mengatasnamakan kemiskinan. Tidak saja dosa personal tetapi beberapa sudah menjurus pada dosa komunal. Perkelahian antar warga karena rebutan lahan parkir, keributan antrian sembako, minyak tanah dan sejenisnya acapkali menghiasi pemberitaan media.
            Yang lebih tragis lagi , pada skala makro, ada banyak potensi disintegrasi bangsa juga mengatasnamakan kemiskinan dan ketimpangan pembangunan. Kita lihat tuntutan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Papua Merdeka, Timor-Timur dan semacamnya, selalu saja yang mereka rasakan adalah kefakiran dan ketidakmerataan pembagian roti pembangunan. Alam sekitarnya kaya,subur dan potensial, tetapi keuntungan dihisap oleh pusat bahkan oleh pihak asing. Sementara rakyat sekitarnya dibiarkan melarat dan sekarat. Salah siapa?, tak perlu mencari kambing hitam. Karena bukan itu yang akan kita bahas sekarang.
            Semua harus setuju bahwa kemiskinan adalah musuh kita. Karena tidak satu pun ajaran Tuhan dalam kitab agama-agama yang mengizinkan kemiskinan melanda umatnya. Tanggung jawab serta kepedulian terhadap keluarga dan sesama, zakat, infaq, sadaqah, haji, menuntut ilmu, dan melakukan penelitian adalah bukti bahwa semua itu tidak akan mungkin berjalan tanpa didukung kekayaan. Apapun bentuk kekayaan itu. Masalahnya sekarang bagaimana caranya agar kita tidak miskin?
            Berikut beberapa cara agar kita terhindar dari kemiskinan. Pertama kita harus yakin dengan janji Allah yang tak pernah wan prestasi (ingkar janji). “Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka akan ditunjukkan jalan keluar (way out) dari berbagai masalah dan akan diberi rejeki dari arah yang tak disangka-sangka” (Qur’an, 65 : 3). Kalau Allah yang Mahakuasa berbuat apapun sudah menjanjikan demikian, nampaknya tidak pantas kita merasa ragu atas janji tersebut. Cicak saja yang tak bisa terbang bisa hidup,      nyamuk yang seperti itu bisa berkembang biak sedemikian banyak, dan banyak lagi contoh yang ada di sekitar kita. Semua makhluk telah dijamin rejekinya oleh Allah. Tinggal mau atau tidak kita mengambilnya.
            Kedua, dengan modal yang sangat besar untuk menciptakan kita seperti diurai di atas, kita harus bersyukur kepada yang membuatnya. Berterima kasih atas segala nikmat yang tidak saja diberi ketika kita minta, tetapi juga banyak nikmat yang diberi tanpa kita memintanya.. Dan puncak dari syukur adalah bekerja keras. Sebagai apapun kita, harus kita tunjukkan kepada Tuhan kita bahwa kita bekerja dengan tulus tanpa mengharap imbalan. Tentu kalau kita sudah bisa melakukan ini, Allah tidak akan tinggal diam. Pasti Dia akan memberikan Hidayah (hadiah) kepada kita. Yang pasti hadiah itu bernama rejeki. Rejeki bukan saja berupa uang dan harta tetapi bisa juga berupa kesehatan, keimanan, kemudahan dan ketenangan jiwa. Bukankah sebenarnya itu yang selama ini kita cari?. Percuma memiliki kekayaan dunia yang melimpah kalau sakit-sakitan, resah, tidak bisa tidur dan ketidaktenangan lainnya, Naudzubillah. Tetapi yakinlah bahwa harta pun kita juga akan diberi-Nya. Amin.
            Ketiga, Nyatakan dalam pikiran alam bawah sadar (sub-consious) kita, bahwa mencari uang itu gampang. Nyatakan kepada sekitar kita, teman kerja kita, dan keluarga kita bahwa mencari uang itu gampang. Hal ini sebagai manifestasi dari keyakinan kita bahwa Allah kaya, Tuhan Mahakuasa. Tentu ini bukan untuk melakukan kesombongan yang adalah satu-satunya sifat Allah yang tidak boleh ditiru oleh umatnya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk melakukan semua itu. Allah serba bisa. Mengiringi langkah ketiga ini harus kita buang jauh-jauh dua kata yang disebut dengan malas dan gengsi. Dua hal inilah yang kadang membuat kita gamang, ragu dan tidak yakin. Buktikan bila telah melaksanakan ini, pasti bisa makan dan tak mungkin kelaparan. Swear..!!.
Keempat, Jangan mengeluh, karena mengeluh bukan saja tidak akan merubah keadaan, tetapi justru akan semakin membuat rumit permasalahan. Jangan bilang-bilang saya beritahu suatu rahasia. Kalau kita ingin mengeluh, mengeluhlah kepada Tuhan kita. Kalau Anda orang Islam, shalatlah tahajud dimana orang lain  sedang terlelap dalam mimpi. Mengeluhlah kepada Allah, adukan segala yang Anda alami selama ini. Dan usahakan agar bisa menangis sejadi-jadinya.. Ingat, manusia adalah makhluk yang ditakdirkan mengeluh. “Innal insana khuliqa halu’an” (sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah). Jadi kalau kita tidak curahkan pada momen yang tepat (momen tahajud) pasti kita hanya menjadi orang yang suka mengumbar keluhan. Padahal kita tahu bahwa orang yang kita lapori itu (kita mengeluh kepadanya itu) juga banyak masalah dan belum tentu bisa memberi solusi. Keluhkan saja kepada Allah yang mampu untuk berbuat apa saja. Siap?
Kelima, Rajin-rajinlah memberi (men-share) apapun yang kita miliki. Tidak punya harta dengan tenaga, bisa juga dengan pemikiran, solusi dan sejenisnya.. Apalagi kalau kita mau memberi dalam bentuk materi. Rasulullah SAW sering puasa sunah hanya karena tidak ada yang bisa dimakan hari itu. Tetapi Rasulullah SAW tidak pernah mengecewakan orang yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan.
Allah telah berjanji bahwa orang yang memberikan kebaikan satu akan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Bahkan dalam ayat lain dalam Al Qur’an Allah menjanjikan balasan satu sadaqah kita dengan tujuh yang dikalikan dengan seratus. Bertindaklah seperti orang kaya. Mereka bersedekah, mereka memberi dan mereka tidak pernah menghitung berapa yang telah diberikan kepada sesama. Mereka pun tidak berharap pula balasan dari Allah SWT. Mereka hanya berharap ridha Allah menaungi dirinya. Jadi kalau ada orang yang selama ini kita anggap kaya belum demikian, tanyakan mengapa?. Jangan sampai orang kaya itu karena mendapat istijrad yaitu orang yang dibiarkan oleh Allah untuk mampu berbuat maksiat yang akan dibalas di neraka kelak atau sebentar lagi di dunia ini.
So, setelah semuanya paham dengan tulisan sederhana ini, maka keyakinan dan persamaan persepsi harus terbentuk diantara kita. Bahwa miskin adalah berpotensi dosa, , miskin adalah musuh kita, dan miskin adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh pola pikir manusia. Merasa kaya karena telah dikaruniai nikmat tak terbatas Allah dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya, membuktikan bahwa kita berterima kasih kepada-Nya. Dan kondisi inilah yang tidak saja akan mengangkat derajat kita disisi Allah, tetapi juga akan mengundang kemudahan dalam kita menjalani hidup di dunia yang serba sementara ini. Setidaknya kita tunjukkan kepada Allah bahwa kita Break event Point (BEP) atau dalam bahasa jawanya pak puk, tidak rugi dan tidak untung Hehehehe.. dan semua itu diketahui ketika kita berhadapan dengan Mizan, timbangan amal kita selama di dunia. Semoga apa yang kita harapkan dan cita-citakan akan menjadi kenyataan (come true). Amin Ya Rabbal Alamin.

MENGHILANGKAN KECEMASAN KETIKA MENGHADAPI UJIAN

MENGHILANGKAN KECEMASAN KETIKA MENGHADAPI UJIAN

1. Manajemen Stres
Anda merasa cemas ataupun tidak pede ketika akan menghadapi ujian bahkan serasa semua ilmu yang telah Anda pelajari hilang seketika? Gunakan manajemen stress ini, caranya:
• Kepalkan kedua tangan Anda dengan erat.
• Ekspresikan semua rasa ketakutan, kecemasan tidak pede atau apapun itu.
• Rasakan aliran emosi itu disekujur badan dari kepala hingga ujung kaki.
• Kemudian pusatkan di kedua kepalan tangan Anda.
• Ukur emosinya dari skala 0 – 10. Rasakan emosi tersebut semakin naik menuju puncaknya yaitu angka 10.
• Rasakan aliran emosinya membuat Anda semakin kuat mengepalkan tangan dan membuat napas Anda berat dan cepat sedangkan debaran di jantung Anda semakin menguat.
• Setelah Anda merasakan bahwa Anda berada di titik puncak emosi Anda yaitu angka 10. Buka kepalan tangan Anda dan satukan/ tepukkan (posisi telapak tangan seperti ketika bertepuk tangan). Anda boleh menepuk sekeras mungkin dan rasakan bahwa level kecemasan, stres, tidak pede semakin menurun dan lakukan terus tepukan tersebut hingga levelnya mencapai angka 0, buatlah seperti tepuk tangan untuk menyemangati diri Anda dengan tersenyum dan optimis. Nah Anda sekarang dapat merasakan bedanya. Anda telah menstransformasi emosi negatif Anda menjadi energi positif.

2. Ilmu Kagum
Cara mudah agar kita semangat dalam mempelajari sesuatu adalah bahwa kita harus kagum terlebih dahulu. Bila kita mengedepankan kekaguman kita maka kita akan berusaha cari tahu, cari informasi, dan semakin giat mempelajarinya. Pernah main games dari komputer ataupun PS? Atau pernah nonton sulap mungkin? Apa yang ada dibenak Anda ketika memainkannya ataupun menontonnya? Pastinya Anda merasa heran dan kagum, kemudian penasaran dan akhirnya keterusan dan lupa waktu. Nah emosi itulah yang harus Anda bangun untuk mengeksplorasi potensi Anda. Karena masing-masing dari kita lahir untuk menjadi jenius namun terkadang kondisi lingkungan ataupun bahkan diri anda sendirilah yang menjadikan Anda idiot. He..he.. mohon maaf bila perkataan saya agak berlebihan.

3. Imajinasi Kreatif
Apakah Anda pernah mengalami tidak suka pada pelajaran tertentu karena gurunya killer? Kemudian membuat Anda segan bahkan takut akan pelajaran tersebut sekaligus gurunya. Kiat mengeliminasi hal tersebut adalah dengan cara mengoptimalkan imajinasi kreatif Anda. Misalkan, Anda tidak suka pelajaran matematika karena guru yang mengajarkannya kurang komunikatif, bertampang sangar, sekaligus suka ngasih ulangan dadakan plus susah. Wuah komplit. Dulu, saya pernah mengalaminya. Setiap pelajaran fisika, guru sering memberikan kuis. Kebetulan saat itu salah seorang teman saya, asyik bersendaugurau dan tidak mendengarkan ketika diberi peringatan. Akhirnya, Ibu guru ini memberikan kuis kepada teman saya. Dia tidak bisa menjawab, akhirnya sang ibu guru marah dan langsung melemparkan buku paket fisika ke tubuh teman saya sambil menyuruhnya keluar. Seketika itu juga kami sekelas langsung benci pelajaran fisika dan apa yang terjadi kemudian? Selang beberapa bulan teman saya keluar karena merasa diremehkan dicap bodoh dan lain sebagainya. Dia keluar, putus sekolah, dan sampai saat inipun dia luntang-lantung tidak karu-karuan. Karena dia merasa kecewa dan benci dengan yang namanya sekolah. Sangat disayangkan... Jangan samapai hal ini terjadi pada Anda. Jadi bila Anda merasa segan dengan pelajaran tertentu karena gurunya. Imajinasikan hal-hal yang menyenangkan. Yaitu dengan membayangkan bahwa guru tersebut adalah Tukul atau Ruben atau Olga. Nah pasti Anda merasa fun, dan relaks sehingga pelajaran sesulit apapun Anda dengan mudah dapat mengerti. Pengalaman ini telah dibuktikan oleh adik saya, kebetulan 7 April kemarin dia sidang pendadaran S1nya. Salah satu pengujinya adalah dosen metodologi penelitian yang terkenal killer dan pelit nilai di kampus. Kemudian adik saya berimajinasi dan menvisualisasi dosen tersebut adalah Mr. Bean. Sehingga setiap kali Pak dosen ini bertanya atau istilah adik ku adalah melakukan pembataian, adik ku langsung tersenyum simpul dan dengan tenang menjawab semua pertanyaan dengan sangat lancar. Kapan melakukan semua tips-tips tersebut? Pastinya lakukan dengan benar dan sesering mungkin. Selamat mencoba.



Salam Penuh Syukur
Emma
NB.
• Silahkan disebarluaskan informasi ini kepada orang-orang yang Anda sayangi pastikan mereka berhasil dan meraih yang terbaik.
• Bila masih ada yang mengganjal silahkan hubungi saya melalui email : ermalia.normalita@gmail.com atau ke 0815 7500 3133, dengan senang hati saya akan membantu Anda.

Fun Learning

FUN LEARNING

Berikut ini adalah resume tips yang bisa dimanfaatkan agar Anda nyaman dalam belajar sehingga percaya diri dalam menghadapi ujian apapun. Sebelum Anda melakukan langkah-langkah tersebut, sebaiknya Anda membaca salah satu topik dari pelajaran. Misalkan: bila Anda sedang mempelajari Matematika, ambil salah satu bab yang dipelajari seperti matrix atau persamaan linier. Kemudian uji cobakan dengan melakukan langkah-langkah berikut ini akan membuat Anda semakin paham dan senantiasa tertanam selamanya dalam benak Anda, asalkan Anda melakukannya dengan benar dan repetitif.

• Langkah 1. Relaks
Kecerdasan yang digunakan : Intrapersonal, kinestetik (perasaan)
Ini bisa dilakukan dimanapun, dikelas atau ruang belajar. Bayangkanlah suatu tempat yang membuat Anda nyaman. Tempat tersebut bisa berupa pantai, pegunungan, taman yang indah, tempat rekreasi, atau bahkan rumah dan tempat tidur Anda sendiri. Pergilah ke sana yaitu Tempat Kedamaian Anda. Kemudian, mulailah memikirkan salah satu pelajaran apapun, pelajaran tersebut mungkin adalah pelajaran favorit Anda atau bahkan yang Anda benci, apapun. Karena niat Anda adalah untuk belajar sehingga pelajaran apapun baik itu mudah ataupun sukar tetap dapat Anda pahami dengan baik.
Putar musik klasik, lembut atau lagu-lagu kesayangan Anda. Jaga volumenya, jangan terlalu keras, sayup-sayup saja. Karena musik hanyalah sebagai jembatan perasaan Anda, yang membuat Anda lebih nyaman dan rileks. Sedangkan Anda sendiri tetap berfokus pada pelajaran. Dengarkan baik-baik tiap ketukan di dalam lagu yang Anda putar. Kemudian rasakan bahwa ketukan dalam lagu tersebut semakin membuat Anda merasa nyaman dan rileks sehingga konsentrasi Anda terpusat pada pelajaran yang tengah Anda pikirkan di benak Anda. Bayangkan diri anda berhasil memahami setiap detail dari pelajaran yang telah Anda baca sebelumnya. (Tidak apa-apa berpura-pura tertarik pada topiknya karena alam bahwa sadar anda tidak tahu perbedaan antara imajinasi dan kenyataan. Ingat bahwa ia mengira anda menyukai topiknya sehingga itu akan membuat informasi masuk).

• Langkah 2. Evaluasi
Kecerdasan yang digunakan : Visual/spasial, matematis/logis, interpersonal, kinestetik, dan mungkin interpersonal.
Dengan cepat scan atau periksa informasi dari pelajaran yang masuk sehingga otak anda terbiasa dengannya. Perhatikan hal-hal yang berbeda pada informasi itu bagaimana ia dipresentasikan, catat judul utamanya misalkan apakah ia berbentuk rumus, apakah semuanya berbentuk data atau ada pertanyaan-pertanyaan? Kalau bisa, catatlah beberapa poin penting yang anda perhatikan dan jika anda berkelompok, diskusikan poin-poin itu. Bagus juga menulis pertanyaan apapun yang perlu anda jawab-hal ini menyatakan filter anda sehingga sebenarnya anda secara tidak sadar sudah mulai mencari jawabannya. Dalam langkah ke dua ini Anda dibiasakan untuk membuat catatan kecil atau resume. Pernah membuat contekan dalam kertas selembaran atau coretan-coretan di sobekan kertas? Nah, mungkin kurang lebih seperti itu. Karena ini adalah cara ampuh dalam mengevaluasi daya ingat Anda. Anda berlatih membuat peta pikiran dengan memberikan simbol-simbol atau kode-kode tertentu yang mengingatkan Anda akan pelajaran tersebut.

• Langkah 3. Penyerapan awal.
Kecerdasan yang digunakan : visual/spasial, verbal/linguistik, natematis/logis, dan mungkin kecerdasan yang lain bergantung pada pelajaran (matematika, biologi, sosiologi, bahasa inggris, dan sebagainya.)
Ini termasuk membaca terkait dengan pelajaran atau ketika mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru. Guru mungkin memberi Anda informasi dalam banyak gaya VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) yang berbeda, misalnya anda melakukan penelitian, diskusi kelompok, mendengarkan ceramah, atau menonton video.
Anda mungkin akan membuat beberapapa catatan pada tahap ini. Ingat bahwa setiap kali anda melakukan hal ini tujuan anda adalah menyelesaikan Peta Pikiran dari informasi yang sedang anda pelajari (atau yang sedang dipresentasikan). Jangan lupa memutar musik untuk menjaga anda tetap dalam kondisi trance. Contoh: Dulu ketika saya di SMP pada saat pelajaran Ekonomi, guru saya sangat pintar dalam menerangkan pakar-pakar ekonomi dan teorinya. Misal, ketika beliau menerangkan tentang Adam Smith. Beliau menyimbolkannya sebagai ”Bapak Kita”. Hingga kini saya masih ingat sekali siapa Adam Smith dan seperti apa teorinya bahkan detail sejarah perekonomiannya. Menarik bukan? Jika Anda seorang guru dan pendidik, Anda bisa menerapkan hal tersebut ketika mengajar anak didik Anda. Buat kelas anda semenyenangkan mungkin.

• Langkah 4. Memproses Informasi.
Pada proses ini, anda perlu mengembangkan kecerdasan yang biasanya anda gunakan agar kesempatan untuk mendapatkannya menjadi lebih optimal.
Untuk kerja individu:
1. Buatlah peta pikiran dan gunakan gambar-gambar suasana dengan menggunakan informasi yang ada. Mainkan setiap informasi semaksimal mungkin
2. Rekam peta pikiran lalu putar lagi untuk anda sendiri.
3. Susun kata-kata, kalimat-kalimat, simbol, kode, atau anagram untuk mengingat informasi.
4. Bayangkan diri anda berada ditempat yang nyaman yaitu tempat kedamaian anda dengan menggunakan informasi itu, bayangkan sukses yang akan datang dengan menggunakannya. Betapa bermanfaat ilmu-ilmu yang Anda pelajari kini di masa mendatang.

• Langkah 5. Menamakan Memori Dengan Emosi
Kecerdasan yang digunakan : visual/spasial, intrapesonal, kinestetik, dan musikal. Sumber kekuatan yang paing ampuh untuk Anda adalah bersikap rileks dan menggunakan emosi untuk mematik memori.
Untuk memasukan informasi ke bagian otak yang dapat diingat dengan mudah akan amat menguntungkan dengan menggunakan peta pikiran dimana melibatkan sisi kreatif otak.
1. Jika anda bertipe visual :
Lihatlah peta pikiran anda, pergilah ketempat kedamaian anda, dan bayangkan diri anda merasa yakin dan senang menggunakan informasi ataupun ilmu yang Anda pelajarani. Rasakan emosinya, jadikan itu sebagai tolok ukur atau jangkar perasaan. Sehingga ketika mempelajari apapun Anda merasa fun dan feel good seperti ketika Anda membaca komik ataupun se-asyik anda bermain PS.
2. Jika anda bertipe auditori :
Rasakan Anda seolah-olah berada di sebuah konser. Anda dengar beat-beat lagu yang disenandungkan. Bila perlu ikutlah bersenandung, namun bukan syair lagunya tapi pelajaran yang Anda pelajari dengan menyamakan beat atas lagu yang Anda gemari. Di akhir Konser Pasif tersebut, rasakan diri anda begitu nyaman karena diri anda membayangkan bisa mengingat informasi ini dengan mudah. Rasakan emosinya. Berikan jangkar perasaan pada diri anda.
3. Jika anda bertipe kinestetik :
Anda mungkin mengerjakan Konser Pasif Anda sambil berjalan atau berlari kecil. Jangan lupa menggunakan Jangkar Emosi Anda ketika Anda membayangkan merasa hebat sambil mengingat semua informasi di Peta Pikiran.

• Langkah 6. Gunakan Informasi
Kecerdasan yang digunakan : kinestetik, intrapersonal, interpersonal, verbal/linguistik, matematis/logis.
Ini berarti berlatih dengan data, berlatih lagi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan, atau menulis tentangnya. Cara ampuh lain untuk menggunakannya adalah melalui diskusi. Kerjakan soal-soal ujian yang lalu.
Jika anda berlatih untuk menjawab sebuah pertanyaan, langkah pertama adalah membuat kembali peta pikiran, bahkan jika itu sebuah pertanyaan esai. Ingat bersikaplah relaks saat mengingat. Mengingat peta pikiran itu mudah, kemudian dengan menulis membuatnya semakin mudah.

• Langkah 7 Periksa Lagi dan Lagi
Untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik, periksa lagi. Peta pikiran/ringkasan kesokan hari, minggu depan, dan seterusnya sehingga Anda benar-benar merasa bahwa Anda siap bertempur dalam ujian. Saat Anda melihatnya, periksa semua informasi untuk melihat apakah anda mengetahuinya atau tidak. Perbaiki hanya informasi yang tidak Anda ketahui. Baik juga menggantung Peta pikiran anda di dinding ruang belajar/ kamar tidur Anda sehingga alam bawah sadar Anda melihatnya bahkan tanpa Anda sadari. Itulah potensi Anda yang harus senantiasa diasah. Percayalah bahwa Anda memiliki kekuatan yang maha daya yang masih tersembunyi jauh di dalam diri Anda. Selamat belajar dan sukses selalu bersama Anda. Impossible is nothing because anything is possible if you really want to. Wish U luck….

Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Hidup Anak

Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Hidup Anak

Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu ? Ali Bin Abi Thalib r.a.

Semua orangtua berharap anak mereka kelak akan menjadi pribadi yang sukses dalam hidup. Orangtua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak mereka di lembaga pendidikan terbaik. Namun apakah benar bahwa pendidikan formal adalah jaminan keberhasilan hidup anak? Jawabannya TIDAK!

Untuk bisa membantu anak berhasil dalam hidupnya kelak, orangtua perlu mencermati hal-hal mendasar yang dibutuhkan anak sebagai pondasi keberhasilan hidup. Hal mendasar yang harus benar-benar diperhatikan antara lain adalah konsep diri, sikap, kepribadian, karakter, nilai hidup, kepercayaan, kejujuran, kepemimpinan, kemampuan komunikasi, kedisiplinan, dan motivasi yang tinggi.

Secara ringkas, orangtua perlu memperhatikan hal-hal berikut:
• Membantu anak mengenali dirinya (kekuatan dan kelemahannya)
• Membantu anak mengembangkan potensi sesuai bakat dan minatnya
• Membantu meletakkan pondasi yang kokoh untuk keberhasilan hidup anak
• Membantu anak merancang hidup
Peletakan pondasi sukses diawali sejak anak lahir dan berlanjut hingga tiga tahun pertama. Selanjutnya, dengan bekal yang didapat selama tiga tahun pertama dalam hidupnya, anak mengembangkan dirinya untuk tiga tahun ke dua. Enam tahun pertama merupakan masa yang sangat kritis dalam hidup anak. Apa yang didapat selama masa ini merupakan dasar untuk anak dalam mengkonstruksi dirinya pada enam tahun ke dua dan ke tiga.

Proses pendidikan yang dilalui anak pada masa sekarang ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi pendidikan dapat membantu seorang anak untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya. Di sisi lain pendidikan, karena proses yang salah, sering kali justru menjadi penghambat hidup anak kelak. Mengapa bisa begini?

Masa kritis anak, dalam proses pendidikan formal, adalah selama lima tahun pertama mereka di SD. Masa ini merupakan masa yang sangat menentukan karena sering kali konsep diri anak dan rasa diri mampu dan berharga justru rusak akibat proses pembelajaran yang tidak manusiawi yang hanya menempatkan anak sebagai obyek pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di luar negeri terhadap murid SD kelas 1 sampai 6, didapatkan fakta bahwa pembentukan konsep diri yang terjadi saat anak di SD sangat dipengaruhi oleh prestasi akademiknya. Prestasi akademik seorang anak menentukan konsep diri anak. Selanjutnya konsep diri akan mempengaruhi prestasi akademik. Pada tahap selanjutnya konsep diri dan prestasi akademik akan saling mempengaruhi, baik secara positip maupun negatif.

Semua anak pada dasarnya terlahir dengan potensi menjadi jenius. Masing-masing anak mempunyai keunggulan di aspek kecerdasan yang berbeda. Hal ini sejalan dengan teori Multiple Intelligence. Sayangnya, sistem pendidikan kita hanya mengakomodasi dan menghargai salah dua dari delapan kecerdasan yang ada, yaitu hanya menghargai kecerdasan logika/matematika dan bahasa (linguistik).

Setiap anak mempunyai kepribadian dan keunikan tersendiri. Salah satu keunikan mereka adalah gaya belajar. Ada tiga gaya belajar yang dominan yaitu gaya belajar visual (berdasar penglihatan), gaya belajar auditori(berdasar pendengaran), dan gaya belajar kinestetik (berdasar sentuhan/gerakan). Setiap gaya belajar ini mempunyai cara belajar yang berbeda. Prestasi akademik anak yang rendah sering kali disebabkan karena guru tidak mengerti cara mengajar yang benar, yang sesuai dengan kepribadian dan gaya belajar murid.

Sekolah pada umumnya hanya menggunakan gaya belajar visual dalam proses pembelajarannya. Hal ini sangat merugikan anak dengan gaya belajar dominan auditori dan kinestetik. Anak kinestetik, karena sering bergerak dalam belajar, akan dianggap sebagai anak nakal atau hiperaktif. Label ini akan menjadi "cap" yang bersifat negatip dan akan terus terbawa hingga anak dewasa.

Sekolah selama ini tidak pernah mengajarkan anak cara belajar yang benar melalui kurikulum "belajar cara belajar". Sekolah hanya memberikan bahan ajar tanpa pernah mengajarkan strategi belajar yang sesuai untuk setiap gaya belajar.

Jangankan bicara kurikulum "belajar cara belajar", kurikulum yang ada saat ini saja masih sangat amburadul. Minggu lalu saya membaca di koran bahwa KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yang oleh sebagian besar orangtua dan guru diplesetkan menjadi Kurikulum Bingung Kabeh (kabeh dalam bahasa Jawa artinya "semua") , ternyata tidak jadi diberlakukan setelah diujicobakan selama beberapa tahun. Ck? ck? ck? hebat nggak? Mau dibawa ke mana pendidikan anak kita? Ternyata anak kita hanya menjadi kelinci percobaan Diknas. Yang lebih gila lagi, maaf kalau saya menggunakan kata yang kurang santun, yang menjadi kelinci percobaan adalah semua anak didik di Indonesia. Anak-anak kita yang nantinya menjadi generasi penerus yang menentukan keberhasilan dan kemajuan bangsa Indonesia. KBK sudah saatnya diganti menjadi KAK. Apa itu? Kurikulum Ajur Kabeh atau Kurikulum Hancur Semua.

Hal lain yang juga sangat disayangkan adalah sekolah, pada umumnya, tidak tahu bahwa sebenarnya semua bidang studi dapat digolongkan menjadi empat kategori yaitu kategori bahasa, konsep, kombinasi, dan hapalan. Setiap kategori ini menuntut teknik atau strategi belajar yang berbeda.

Murid atau anak yang tidak tahu strategi belajar untuk setiap kategori akan mengalami kesulitan belajar yang berakibat pada pencapaian prestasi akademik yang rendah. Pencapaian prestasi akademik yang rendah akan membuat anak yakin bahwa ia adalah anak yang "bodoh". Apabila pencapaian prestasi rendah berlangsung berulang kali maka dapat dipastikan anak benar-benar menjadi bodoh, sebenarnya bukan karena anak bodoh namun lebih karena mereka percaya bahwa mereka "bodoh".

Selain perlu mengajar anak strategi belajar untuk setiap kategori anak juga perlu belajar cara membaca yang benar, cara mencatat yang benar, cara menghitung yang benar, dan cara menghapal yang benar. Ini adalah bagian dari keterampilan belajar yang harus dikuasai anak, yang sayangnya tidak pernah diajarkan di sekolah.

Langkah selanjutnya adalah mengajarkan anak strategi yang tepat untuk mengerjakan soal ujian. Mengapa? Karena setiap tipe soal menuntut cara pengerjaan yang berbeda. Misalnya soal pilihan ganda, menjawab singkat, menjodohkan, esai, dan soal cerita.

Selain perlu mengembangkan kecakapan di aspek akademik, anak juga perlu mengembangkan kecakapan lain yang sesuai dengan bakat dan minat. Untuk mudahnya orangtua dapat membantu anak mengembangkan hobi anak.

Fase kritis selanjutnya adalah saat anak di SMU. Pada masa ini orangtua harus bisa membantu anak dalam merencanakan hidup. Penetapan tujuan hidup, walaupun belum bisa dilakukan secara final pada usia remaja, akan sangat menentukan jurusan yang dipilih saat di kelas 2 SMU.

Pada banyak kasus, sering kali orangtua memaksakan kemauan mereka terhadap anak tanpa pernah mengindahkan pikiran dan suara hati anak. Orangtua sering kali merasa tahu semua yang terbaik bagi anak mereka. Pemaksaan kemauan ini semakin diperburuk oleh kerangka berpikir atau paradigma yang sudah usang, yang dijadikan pijakan berpikir para orangtua. Seringkali orangtua berusaha mewujudkan impian mereka, yang tidak dapat mereka capai saat mereka masih muda, melalui anak mereka.

Pada masa remaja (SMU) orangtua sebaiknya membantu anak untuk "melihat" masa depan, khususnya dalam aspek karir atau pekerjaan. Ada empat kuadran yang bisa dimasuki anak. Ada kuadran pegawai/karyawan, kuadran pengusaha, kuadran pemilik usaha, dan kuadran investor.

Setiap kuadran mempunyai aturan main yang sangat berbeda dan membawa konsekwensi yang juga berbeda. Tidak tepat bagi kita, selaku orangtua, untuk menentukan kuadran mana yang harus dimasuki anak saat mereka selesai kuliah. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menyiapkan mereka sebagai pembelajar seumur hidup, yang senantiasa berkembang, yang akan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi yang dihadapi.

Semua ini bisa dilakukan anak bila pondasi hidupnya kokoh, bila konsep dirinya kuat dan positip, bila anak merasa dirinya berharga dan layak untuk sukses, dan anak tahu apa yang ia inginkan dalam hidupnya.

Dengan pondasi hidup yang kokoh maka anak akan dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Potensi yang merupakan anugerah dari Tuhan yang dibawa anak sejak lahir. Potensi yang akan menjadi kekuatan dan batu pijakan anak untuk meraih keberhasilan hidup di bidang apa saja.

Martabak Spesial

KISAH MARTABAK SPECIAL

Di sebuah komplek perumahan PNS tinggallah empat orang
anak, sebut saja namanya Lalas Simalas, Eep Episien, Ran
Aturan, dan Aam Amtenar.

Suatu hari, Ibu-ibu mereka sepakat untuk makan martabak.
Karena itu setiap ibu menyuruh anaknya beli martabak dan
membekali mereka masing-masing dengan uang Rp. 50.000,-.

Lalas dari awal sebenarnya tidak begitu selera dengan
martabak. Dia lebih suka KFC atau McDi. Tapi karena
didesak-desak ibunya, ketika sudah cukup malam akhirnya
dia keluar juga, namun sayangnya semua penjual martabak
sudah kehabisan. Akhirnya dia pulang dan mengembalikan
uang Rp. 45.000. Dia hanya pakai Rp. 5000 untuk sekali
naik ojeg pp.

Eep sudah tahu martabak special yang sangat enak di warung
dekat pasar. Harganya Rp. 25.000. Ongkos ojeg ke sana
pulang pergi Rp. 5000,- Eep memutuskan naik sepeda, beli
martabak special, kemudian menyerahkan martabak special
itu ke ibunya beserta uang kembalian Rp. 25.000,-

Ran Aturan tahu martabak special harganya cuma Rp. 25.000.
Tapi daripada uangnya sisa banyak, dia gunakan sekalian
untuk beli bakso dan es campur kesukaannya di warung
sebelah martabak, sambil nunggu martabaknya jadi. Dia
hanya minta agar bonnya disatukan dengan martabaknya.
Pulang ke ibunya, dia serahkan martabak special dan uang
kembalian Rp. 5000,- Katanya harga martabaknya Rp.
40.000. Kemudian di dapur dia berbagi bakso + es
campurnya dengan adiknya.

Aam sebenarnya juga sudah tahu warung martabak special
itu. Namun dia perlu pergi beberapa kali. Yang pertama
katanya buat survei untuk membandingkan berbagai jenis
martabak yang ada di pasar. Pulang laporan dulu. Lalu
pergi lagi untuk memastikan spesifikasi dan harganya.
Pulang laporan lagi. Baru ketiga kalinya dia pergi untuk
membeli martabak itu. Kali ini ia minta ditemani adiknya.
Dia bagian beli, adiknya bagian yang membawa.
Masing-masing sewa ojeg sendiri. Total dia perlu sewa
ojeg empat kali pp. Ketika dia pulang ke ibunya, dia
hanya menyerahkan martabak biasa yang Rp. 10.000-an.
Tidak ada uang kembalian karena tiap kali naik ojeg
katanya habis Rp. 10.000.

Keempat anak itu tidak tahu, kalau ibu-ibu mereka sering
ketemu dalam arisan. Jadi ibu-ibu itu tahu berapa harga
martabak special atau tarif ojeg yang riel. Apa komentar
ibu-ibu mereka?

Ibunya Lalas (bernada kesal): Anakku ini jika sudah punya
prinsip, susah. Bakatnya jadi demonstran.

Ibunya Eep: Anakku gak bakat jadi birokrat, jadi PNS-pun
sepertinya susah. Ntah mau jadi apa dia ?

Ibunya Ran: Anakku berbakat jadi birokrat. Dapat meraih
target dan masih untung lagi.

Ibunya Aam: Oh Anakku lebih berbakat jadi birokrat. Daya
serap anggarannya 100%!

Tiga puluh tahun kemudian:

Menteri Keuangan mengeluhkan daya serap APBN Kabupaten Anu
yang bupatinya adalah Lalas. Sudah November, ada proyek
infrastruktur di sana yang belum juga dimulai. Konon
karena kemauan bupati yang aktivis suatu parpol ini
berseberangan dengan DPRD yang didominasi parpol lain.

Eep jadi pengusaha sukses. Dia sempat menjadi salah satu
pembayar pajak terbesar. Meskipun krisis ekonomi melanda,
perusahaan Eep tetap bertahan karena efisien. Ketika ada
Pilkada, Eep diminta maju oleh banyak orang sebagai calon
independen, dan terpilih. Akhirnya Eep dikenal orang
sebagai Bupati yang gigih melakukan reformasi birokrasi.
Pemerintahannya bergaya enterpreneur, pelayanannya prima
dan index pembangunan manusia di daerahnya meningkat
pesat.

Ran juga menjadi bupati di suatu daerah, tetapi sepertinya
index pembangunan manusia selama pemerintahannya masih
seperti tiga puluh tahun yang lalu. Yang berubah cuma
rumah Ran yang kini tampak megah, mobilnya yang mewah dan
dan anak-anaknya yang bisa kuliah di Luar Negeri.

Aam jadi bupati juga, setelah sebelumnya lama jadi
birokrat. Tetapi kemudian ia berurusan dengan KPK, karena
selama jadi birokrat biasa memarkup anggaran, seakan-akan
seisi dunia tutup mata.


Salam Penuh Syukur
Emma

Di Atas Langit Masih Ada Langit

Di Atas Langit Masih Ada Langit!

Jangan Sombong: Di Atas Langit Masih Ada Langit!

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.


Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Di tingkat keempat, sombong karena keimanan. Kita sering menganggap bahwa amal ibadah kita paling sempurna, seolah-olah surga hanya disediakan Tuhan untuk kita.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan.



Salam Penuh Syukur
Emma