Jumat, Februari 20, 2009

Personal Learning Styles

Personal Learning
Styles

Learning is like rowing up stream. If you stop, you go backwards.
Anonymous


Jika Anda baru saja membeli ponsel baru dan belum pernah tahu bagaimana cara memakainya, apa yang biasanya Anda lakukan agar bisa menguasai dan mengoperasikannya secara optimal? Untuk mengetahui cara memakainya, di antara Anda mungkin ada yang menggunakan buku panduan (user’s manual book), baik untuk menelepon, mengirim SMS, mengunduh (download) nada sela, memotret, dan sebagainya. Tapi, ada juga yang lebih suka langsung coba-coba alias trial and eror mau mangirim SMS malah masuk ke menu penyimpanan nomor telepon (phonebook), mau memotret malah merekam (video recording), dan sebagainya. Namun, lama kelamaan Anda akan tahu dan hafal juga cara mengoperasikannya.


Gaya Belajar Individu

Apakah ada di antara Anda yang cara belajarnya lain daripada yang sudah disebutkan di atas? Pasti ada. Anda mungkin lebih suka bertanya langsung kepada penjual ponsel tersebut tentang bagaimana cara menyimpan nomor telepon, memotret, merekam, koneksi internet, dan lain-lain. Atau mungkin lebih suka bertanya kepada teman Anda yang memakai ponsel dengan merek dan tipe yang serupa. Nah, cara Anda mempelajari pengoperasian ponsel tersebut (atau apa saja) itulah yang disebut gaya belajar individu atau tipe belajar individu atau personal learning style Anda yang paling dominan.
Jadi, tipe belajar individu atau personal learning styles adalah preferensi gaya belajar terbaik seseorang yang paling dominant. Dari berbagai teori tipe belajar, pendekatan yang paling sering dipakai adalah tipe belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetikal. Tipe belajar Visual lebih dominan menggunakan indra penglihatan, Auditorial dengan indra pendengaran, dan Kinestetikal dengan pergerakan atau perasaan. Semua tipe belajar ini berasal dari konsep percepatan belajar (accelerated learning) yang dikembangkan sejak tahun 1920-an oleh Fernald, Keller, Orton, Gillingham, Stillman, dan Montessori. Konsep ini cukup sederhana, namun aplikasi dan pengembangannya sangat luas dan dapat menjangkau teori tipe belajar lain.
Kadang-kadang gaya belajar dominant seseorang bisa berubah-ubah untuk tugas yang berbeda-beda. Ada kalanya seseorang menggunakan gaya belajar tertentu untuk suatu tugas dan menggunakan kombinasi beberapa gaya belajar untuk tugas lain. Sebagai contoh, saat masih di taman kanak-kanak (TK) kita “dipaksa” menerima informasi baru secara kinestetikal kerena belum bisa membaca dan menulis serta belum bisa memahami dengan mudah apa yang dijelaskan guru di kelas. Jadi, cara pembelajarannya adalah dengan bermain dan praktik langsung. Saat kita duduk di bangku SD dan mulai bisa membaca, menulis, dan mencatat, gaya belajar yang “terpaksa” sering kita gunakan adalah visual dan auditorial. Dan, saat kuliah, kita lebih sering mendengarkan dosen menerangkan sehingga gaya belajar yang “terpaksa” paling sering kita gunakan adalah auditorial.


Tipe Belajar Visual

Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan memakai indra penglihatan (visual). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri umum, yaitu:

• Suka membaca apa saja.
• Mampu membaca dengan cepat.
• Lebih suka membaca daripada dibacakan.
• Suka membuat coretan-coretan saat berpikir, mencatat, dan menelepon.
• Cenderung menyukai lukisan daripada musik.
• Lebih suka mengirim Sms, memo, surat, stsu e-mail daripada menelepon atau bicara langsung.
• Lebih mudah mengingat apabila belajar langsung dari catatan/band-out/laporan daripada dibacakan atau dipresentasikan.
• Suka memerhatikan detail tulisan atau laporan.
• Tulisan tangan biasanya cukup bagus.
• Konsentrasi tidak terlalu terganggu oleh suara.

Ciri-ciri fisik dan penampilan:

• Penampilan cenderung rapi (necis).
• Presentasinya rapi, detail, dan tampilan slide-nya bagus.
• Cenderung menggunakan pernapasan dada.
• Saat berpikir bola mata lebih sering bergerak-gerak ke atas.

Ciri-ciri bicara:

• Tutur bicaranya cepat.
• Nada suaranya cenderung tinggi.
• Tahu apa yang mau dikatakan, tetapi kadang-kadang susah menemukan kata-kata yang cocok.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa penglihatan, seperti “mari kita lihat lebih teliti lagi”, ”nanti kita lihat apakah dia benar atau salah”, ”saya dapat membayangkan apa yang akan terjadi”, “saya punya sudut pandang yang berbeda”, “tolong cermati apa yang mau saya terangkan”, “kelihatannya ide kamu bagus juga, ya!”, dan lain-lain.


Tips dan Strategi Pembelajar Visual

Ada berbagai cara untuk sukses jika Anda adalah tipe pembelajar visual. Untuk mudahnya, tip dan strategi pembelajar visual akan dijabarkan dalam berbagai bidang kehidupan, yaitu untuk keperluan belajar dan belajar di lingkungan kantor.

Pembelajaran

Untuk keperluan belajar, baik Anda seorang mahasiswa, dosen maupun seorang eksekutif, ada beberapa tip dan strategi yang dapat Anda terapkan, yaitu:

1. Pilihlah buku-buku yang berisi banyak ilustrasi gambar dan grafik/diagram.
Seorang tipe visual lebih mudah mencerna informasi berupa gambar, warna, dan ruang (spatial).

2. Gunakan bigbligbter untuk menandai bahan kuliah atau berkas belajar.
Penggunaan bigbligbter (baca; warna) adalah untuk mengikut sertakan otak kanan yang mempunyai sifat ingatan jangka panjang (long-term memory). Apa yang kita bigbligbter biasanya akan kita ingat lebih lama.

3. Perhatikan penerangan tempat belajar.
Tipe visual sangat dominant menggunakan indra penglihatan. Oleh sebab itu, penerangan tempat belajar perlu diperhatikan. Jika perlu, pindahlah ke ruangan lain secara regular untuk mendapatkan suasana baru yang dapat lebih memotivasi Anda dalam belajar dan belajar.

4. Berusahalah minta band-out materi sekolah, kuliah ataupun belajar yang baru saja Anda ikuti dari guru, dosen ataupun pembicara Anda jika dia memang tidak memberikannya atau buku referensinya tidak jelas.
Tipe visual sangat membutuhkan bahan tertulis yang merupakan “asupan visual” utamanya agar dia lebih memahami pelajaran yang baru saja dia ikuti.

5. Aktif mencatat saat mengikuti pelajaran, kuliah atau seminar.
Jika Anda tertinggal dalam mencatat, fotokopilah segera catatan teman. Jika sudah memperoleh band out dari dosen, tetaplah membuat coretan-coretan atau memanfaatkan Mind Map di bagian kosong catatan Anda.

6. Visualisasikan apa yang ingin Anda ingat!
Anda sebagai tipe visual punya kelabihan untuk melihat (memvisualisasi-kan) benda, orang, peristiwa, rencana, dan apapun juga dengan “mata otak” Anda. Dengan visualisasi berarti Anda menggunakan otak kanan, dan otomatis mengaktifkan ingatan jangka panjang dan kemampuan konseptual.




7. Catat kembali bahan pelajaran dengan format yang lebih sistematis.
Seorang tipe visual cenderung rapi dan menyukai hal-hal yang singkat dan jelas. Salin kembali bahan pelajaran dalam bentuk kategori, kolom, dan poin-poin sehingga mudah dipelajari.

8. Milikilah beberapa warna bolpoin!
Warna adalah rangsangan utama bagi tipe visual. Jadi, gunakan sebanyak mungkin warna untuk menandai berkas belajar Anda. Menggunakan banyak warna akan semakin mengaktifkan otak kanan kita.

9. Gunakan Mind Map
Dalam kegiatan belajar, Mind Map berguna untuk mencatat (note-taking), meringkas (summarizing), dan mengkaji ulang (reviewing) bahan pelajaran Anda. Metode penemuan Dr. Tony Buzan ini adalah system pembelajaran yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, dan ternyata sangat efektif untuk mengorganisasikan informasi yang masuk ke otak Anda saat belajar, sekaligus membantu memperkuat daya ingat Anda akan apa yang telah Anda pelajari.

Kreativitas Belajar
Memanfaatkan pengetahuan tentang tipe belajar individu untuk keperluan beraktivitas lainnya hampir tidak ada bedanya dengan untuk keperluan pembelajaran. Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan, hanya aplikasi dan konteksnya yang berbeda. Saat beraktivitas kita membutuhkan kreativitas tinggi dan konsentrasi penuh agar kualitas hasil belajar kita meningkat. Kedua hal itu berhubungan erat dengan tips dan strategi tipe belajar Anda. Pemahaman mengenai tips dan strategi pembelajaran dan kreativitas belajar tentu dapat menunjang aktivitas Anda. Berikut tips dan strategi yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan kreativitas belajar.

1. Tuangkan ide/gagasan Anda secara tertulis
Bawalah selalu buku catatan kecil (buku catatan saku) ke mana pun Anda pergi. Jika anda tidak segera menulis ide yang muncul, bisa jadi beberapa waktu kemudian Anda sudah lupa akan ide itu. Anda juga bisa memanfaatkan fungsi organizer atau notes Anda di menu ponsel. Atau, Anda juga bisa menggunakan Mind Map untuk menuangkan ide.

2. Aktif mencatat saat rapat atau seminar.
Dokumentasi terbaik bagi tipe visual adalah catatan dan gambar.

3. Berusahalah minta notulensi rapat segera setelah rapat selesai.
Tipe visual sangat membutuhkan notula rapat agar lebih paham akan rapat yang baru saja diikutinya. Notula rapat juga membantu pemahaman dan ingatannya akan apa yang telah dicapai pada rapat ini untuk keperluan rapat berikutnya.



4. Perhatikan mimik/gerak tubuh lawan bicara.
Saat Anda bicara dengan lawan bicara, pastikan juga memberikan “asupan visual” otak Anda dengan memperhatikan mimik, gerak tubuh, dan bahasa tubuh lawan bicara. Sekadar mendengarkan pembicaraan secara audio saja tidak akan cukup bagi Anda yang bertipe visual.

5. Visualisasikan pelajaran-pelajaran Anda!
Dengan “mata otak” yang hebat, Anda dapat membayangkan tahapan-tahapan belajar ataupun rencana bisnis, bahkan membayangkan apa yang terjadi alternative keputusan yang Anda buat. Di samping efektif dan meningkatkan kreativitas berpikir, Anda juga akan menyehatkan “otot” otak kanan untuk mencegah kepikunan!

6. Perhatikan tipe belajar teman-teman Anda.
Dengan mengamati ciri-ciri fisik, penampilan, dan sikap bicara teman Anda, baik anak buah maupun atasan, Anda bisa mengetahui tipe belajar mereka. Jika kolega Anda adalah seorang tipe visual, kadang-kadang pakailah memo kalau ingin memberikan instruksi kepada mereka daripada sekadar instruksi verbal/lisan.

7. Hindarkan “polusi visual” di tempat Anda belajar.
Konsentrasi tipe visual sangat mudah terganggu oleh hal-hal yang sifatnya visual. Oleh sebab itu, pilihlah kursi yang paling jauh dari pintu dan jendela dalam ruang belajar Anda. Tujuannya adalah agar Anda tidak mudah “tergoda” secara visual oleh orang yang lalu lalang di depan pintu atau apa pun yang dapat terlihat dari jendela Anda.

8. Letakkan whiteboard kecil atau sesuatu seperti majalah dinding (madding) di tembok meja belajar Anda untuk menempelkan pesan-pesan penting, nomor telepon penting, atau foto-foto yang dapat menginspirasi Anda untuk lebih kreatif dan bersemangat untuk belajar.

9. Gunakan Mind Map dalam kegiatan Anda.

Mind Map akan sangat membantu Anda membuat perencanaan bisnis (businnes planning), merancang rapat (meeting managemen), membuat penjadwalan (time management), dan menyiapkan presentasi bisnis.


Tipe Belajar Auditorial
Tipe belajar auditorial atau aural adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan memakai indra pendengaran (audio). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri umum:
• Suka mendengarkan musik.
• Lebih menyukai musik (seni suara) daripada lukisan.
• Mudah terganggu dengan suara lain saat belajar/belajar.
• Suka menggumam saat membaca.
• Sering berbicara sendiri saat belajar atau berpikir.
• Pandai bicara dan mungkin fasih sebagai pembicara (speaker).
• Menyukai diskusi dengan lawan bicara.
• Dapat menerangkan suatu hal dengan kalimat dan pembicaraan yang panjang.
• Lebih suka menelopon atau berbicara langsung di telepon daripada mengirim SMS, memo, surat, atau e-mail.
• Lebih mudah mengingat apa yang didengar atau dipresentasikan daripada membaca catatan/band out/laporan.

Ciri-ciri fisik dan penampilan:
• Presentasi verbal bagus, namun tampilan slide-nya biasa saja.
• Cenderung menggunakan pernapasan diafragma.
• Saart berpikir cenderung bola mata bergerak-gerak ke tengeh (kiri dan kanan).
• Biasanya mempunyai kepribadian yang menyenangkan (outgoing).

Ciri-ciri cara bicara:
• Tempo bicaranya sedang.
• Tutur bicaranya berirama (tidak monoton).
• Intonasi suaranya sedang.
• Mudah mengatakan apa yang sedang dipikirkannya, namun sulit menuangkannya dalam bentuk tertulis.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa penglihatan, seperti “saya dengar kamu mempunyai ide yang brilian”, “nanti kita dengar apa pendapat dia”, “kedengarannya ide dia boleh juga”, “tolong dengarkan apa yang mau saya katakana”, “saya dengar presentasi kamu sukses, ya!”, dan lain-lain.

Tip dan Strategi Pembelajar Auditorial
Sebagai tipe auditorial, Anda perlu mengetahui tip dan strategi mengoptimalkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan bekerja.





Pembelajaran
Kegiatan belajar akan lebih menyenangkan dan efektif apabila dilakukan “selaras” dengan tipe belajarnya. Berikut tip dan strategi bagi seorang tipe auditorial agar sukses dalam kegiatan pembelajaran.

1. Bawalah voice recorder (perekam suara) atau tape recorder saat Anda kuliah.
Rekam suara dosen Anda saat menerangkan bahan kuliah. Saat Anda belajar atau mengkaji ulang, misalnya untuk keprluan ujian, Anda dapat mendengarkan kembali (play back) meteri kuliah tersebut. Dijamin proses belajar Anda akan lebih efektif dan menyenangkan.

2. Lagukanlah apa yang ingin Anda ingat!
Anda tahu bagaimana seorang anak TK mengingat nama-nama hari dalam 1 minggu? Ya betul, nama-nama hari itu dilagukan, “Senin Selasa … Rabu Kamis … Jumat Sabtu Minggu itu nama-nama hari”. Begitu juga Anda sebagai seorang tipe auditorial lebih merasa terbantu dengan adanya melodi atau lagu saat mengingat informasi, khususnya yang berupa daftar pendek atau rumus matematika. Dalam teknik mengingat otak kanan (right-brain memory skills), teknik ini sering di sebut Rhyme Peg atau Melody System.

3. Tempat belajar sunyi dan tenang.
Seorang tipe auditorial sangat peka terhadap bunyi dan suara. Oleh karena itu, bunyi dan suara dapat mengganggu konsentrasi belajarnya. Hindarkan selalu “polusi suara” yang mungkin mengganggu Anda belajar, misalnya suara televise, suara mesin jahit, atau bahkan suara air menetes.

4. Presentasi ala “guru dan murid”
Setelah belajar, cobalah berakting menjadi seorang “dosen” dan terangkan kembali materi yang baru saja Anda pelajari ke orang lain. Jika tidak ada orang lain yang mau mendengarkan Anda menjadi “dosen”, bayangkanlah sekumpulan mahasiswa fiktif sedang mendengarkan Anda. Anda dapat juga merekam kuliah Anda tersebut dengan voice recorder atau berdiri di depan cermin.

5. Gunakan Mind Map
Karena cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita, yaitu Radiant Thinking, Mind Map sangat berguna untuk kegiatan mencatat, meringkas, dan kaji ulang.









Kreativitas Belajar

Selaraskanlah cara belajar dan lingkungan dengan tipe belajar Anda. Tip dan strategi jitu bagi seorang tipe auditorial antara lain adalah:

1. Bawalah voice recorder ke mana pun Anda pergi.
Saat ad aide yang terlintas, segera aktifkan dan rekam ide Anda secara lisan. Di samping untuk mendokumentasikan ide Anda, cara ini juga efektif untuk “mengalirkan” kreativitas berpikir Anda karena yang sedang Anda lakukan selaras dengan tipe belajar Anda. Jika membawa alat ini terlalu merepotkan, paling tidak pilihlah ponsel yang punya fitur perekam suara yang dapat merekam suara cukup panjang.

2. Telepon saja!
Sedapat mungkin telepon langsung teman Anda bila Anda punya hal penting yang harus disampaikan. Menyampaikannya melalui sms (short message service) kadang-kadang membuat aliran pikiran Anda “terputus” sehingga apa yang telah Anda pikirkan tidak tersampaikan semua.

3. Brainstorming!
Curah pendapat atau brainstorming pasti mempunyai unsur audio yang dominan. Dengan demikian, otak Anda akan mendapatkan “asupan audio” yang cukup banyak sehingga menjadi lebih kreatif. Jika otak kreatif, belajar akan terasa lebih menyenangkan.

4. Biarkan Anda berbicara dan orang lain yang mencatatnya untuk Anda.
Jika Anda puny aide brilian yang terlintas di otak, jangan biarkan diri Anda sibuk mencari kertas dan bolpoin untuk mencatatnya. Tapi, usahakan berbicara terus dan meminta orang lain yang mencatatkannya untuk Anda. Bila anda mempunyai seorang asisten atau sekretaris, hal ini tentu akan menjadi semakin mudah.

5. Berpikir dan mengambil keputusan sambil mengucapkannya keras-keras.
Rangsangan audio bagi Anda yang bertipe auditorial dapat membuat Anda kreatif. Otak Anda akan menciptakan banyak alternatif solusi untuk permasalahan yang sedang Anda hadapi.

6. Lakukan percakapan internal saat mengambil keputusan.
Jika tidak ada sparring partner yang bisa diajak brainstorming atau diskusi, paling tidak lakukanlah percakapan atau Tanya jawab internal untuk mengupas permasalahan Anda beserta konsekuensi dari setiap alternatif solusi yang muncul di benak Anda.



7. Hindarkan “polusi suara” di sekitar tempat Anda belajar.
Lihatlah di sekeliling, apakah ada suara-suara berpotensi konsentrasi belajar Anda. Jika Anda menyukainya, tentu lebih baik lagi jika Anda memutar musik yang lembut.

8. Perhatikan tipe belajar teman Anda.
Kita dapat menilai tipe belajar seseorang melalui pengamatan ciri-ciri fisik, penampilan, dan sikap bicara mereka. Jika kolega Anda adalah seorang tipe auditorial, instruksi secara lisan akan lebih efektif daripada memo tertulis. Jika memang harus tertulis karena rinciannya banyak, Anda dapat mempertimbangkan untuk memanggilnya kembali dan berikan sedikit briefing singkat mengenai instruksi tadi.

9. Gunakan Mind Map dalam kegiatan belajar Anda.
Anda dapat menggunakan Mind Map yang sering disebut “swiss army knife of your brain” untuk membantu Anda membuat perencanaan bisnis, manajemen rapat, presentasi, brainstorming, dan lain-lain. Anda juga dapat memakainya untuk melakukan wawancara kerja (job interview) yang mempunyai banyak unsure “audio”.

10. Isilah Action Sheet tipe auditorial pada Lampiran B di bagian akhir bab ini.



Tipe Belajar Kinestetikal
Tipe belajar kinestetikal atau tactile learner type, atau kadang-kadang disebut physical learner type, adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan melibatkan gerakan tubuh (physical movement) atau pengalaman gerak tubuh (physical experience) atau perasaan (feeling/emotion). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri umum:
• Saat berbicara atau belajar banyak melakukan aktivitas fisik ringan.
Misal: memutar-mutar bolpoin, menggerakkan tungkai kaki seperti orang sedang memainkan alat musik drum, menjentikkan jari, dan sebagainya.
• Tidak betah duduk dikursi lama-lama.
• Kadang-kadang suka menyentuh lawan bicara untuk meyakinkan mereka.
• Menjadi lebih baik dalam mengingat sesuatu apabila sambil berjalan atau menggerakkan bagian tubuh tertentu.
• Lebih suka “trial and error” jika mencoba alat yang baru.
• Suka berolahraga atau aktivitas fisik lainnya (berkebun, otak-atik sesuatu, dan lain-lain).
• Pandai meniru mimik muka atau gerakan orang lain.



Ciri-ciri fisik dan penampilan:
• Berbicara sambil menggerak-gerakkan tangan atau badan.
• Penampilan cenderung kurang rapi (sedikit acak-acakan).
• Biasanya suka memakai baju yang santai (jeans, sweater, dan lain-lain).
• Cenderung menggunakan pernapasan perut.
• Saat berpikir bola mata cenderung bergerak-gerak ke bawah.
• Tulisan tangan cenderung kurang bagus.

Ciri-ciri cara bicara:
• Tempo bicaranya lambat.
• Intonasi suaranya berat.
• Menggunakan kata-kata yang bernuansa perasaan dan emosi, seperti “saya rasa ide kamu boleh juga”, “saya sulit memegang komitmennya”, “saya bisa merasakan apa yang sedang kamu risaukan”, “perasaan saya mengatakan dia punya iktikad yang tidak baik”, dan lain-lain.

Tip dan Strategi Pembelajar Kinestetikal

Dalam strategi belajar dan belajar, tipe kinestetikal mempunyai cara yang berbeda dengan tipe visual dan auditorial. Berikut tip dan strateginya.

Pembelajaran

1. Cari “asas manfaat” dari apa yang sedang Anda pelajari!
Salah satu sifat tipe kinestetikal adalah akan lebih termotivasi kalau sudah mendapatkan asas manfaat dari apa yang dipelajarinya. Dalam seminar saya sering memberikan contoh seperti ini. Seorang anak mungkin tidak suka dengan satu pelajaran tertentu, misalnya pelajaran bahasa Indonesia. Di samping tidak suka, dia juga merasa pelajaran itu tidak terlalu barmanfaat untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang arsitek. Jika Anda tahu dia adalah tipe kinestetikal yang akan termotivasi jika asas manfaatnya terpenuhi, Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan. Anda akan meyakinkan dia bahwa seorang arsitek pun membutuhkan kemampuan bahasa Indonesia yang bagus untuk membuat proposal menawarkan hasil rancangan bangunan yang dibuatnya. Nah, jika dia melihat “hubungan” antara apa yang harus dipelajarinya dengan apa yang sangat dicita-citakannya, asas manfaatnya sudah dapat. Dia pasti akan termotivasi luar biasa.

2. Gunakan bigbligbter yang kontras pada bahan pelajaran Anda.
Di samping berfungsi untuk mengaktifkan otak kanan agar Anda lebih rileks, menambah kreativitas dan menguatkan ingatan jangka panjang, melakukan bigbligbt juga memenuhi “kebutuhan” Anda untuk bergerak sebagai seorang tipe kinestetikal.




3. Perbanyak frekuensi break atau jeda istirahat.
Ingat, yang diperbanyak adalah frekunsi jeda istirahatnya, bukan lama istirahatnya. Jadi, lebih baik belajar 15 menit lalu jeda minum kopi atau jalan-jalan sebentar atau aktivitas apa pun yang memungkinkan Anda bergerak bebas selama 2-3 menit saja, lalu belajar lagi selama kurang lebih 15 menit, jeda lagi, dan seterusnya. Ini lebih baik bagi Anda yang bertipe kinestetikal daripada belajar selama 1 jam, lalu istirahat 15-20 menit. Jadi, yang penting adalah memperbanyak frekuensi jeda.

4. Lebih baik menggunakan posisi berdiri daripada duduk.
Tipe kinestetikal bisa berpikir dan belajar lebih baik dengan melakukan aktivitas fisik ringan daripada sekadar duduk. Anda bahkan dapat mengingat bahan pelajaran sambil mondar-mandir,naik turun tangga, men-dribble bola basket atau sambil mengayun-ayunkan tongkat golf.

5. Poster “bergerak”.
Anda dapat memasang poster atau gambar orang/objek yang sedang bergerak, misalnya gambar Michael Jordan sedang melakukan slam dunk, Michael Schumacher sedang menikung di sirkuit, dan sebagainya.

6. Menulislah di udara!
Jika Anda kesulitan mengingat penulisan ejaan tertentu, misalnya ejaan bahasa Inggris, cobalah menulis ejaan tersebut di udara. Mengapa cara ini bisa membantu? Alasannya adalah dengan melakukan hal ini, secara tidak sadar Anda telah menggerakkan tubuh (tipe kinestetikal) sekaligus melihat “jejak” tulisan tersebut (tipe visual).

7. Gunakan Mind Map.
Karena cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita, yaitu Radiant Thinking, Mind Map sudah mengakomodasi semua tipe belajar seseorang, termasuk tipe kinestetikal. Gunakan Mind Map terutama untuk kegiatan mencatat, meringkas, dan mengkaji ulang.

Kegiatan Belajar
Di samping dapat menggunakan beberapa prinsip dari kegiatan belajar di atas, berikut beberapa kiat tipe kinestetikal agar sukses dalam belajar.

1. Cari “asas manfaat” dari apa yang sedang Anda kerjakan!
Kiat ini perlu saya tekankan kembali karena merupakan kiat yang paling penting bagi seorang tipe kinestetikal. Jika Anda sudah mendapatkan asas manfaat dari apa yang akan Anda kerjakan, pasti Anda akan termotivasi. Dan bagi siapapun juga, termasuk seorang tipe kinestetikal, motivasi adalah “bahan bakar” menuju kesuksesan yang berkesinambungan. Temukan selalu asas manfaat dari apa yang Anda kerjakan sekarang!


2. Pastikan Anda leluasa menggerakan tubuh Anda
Perhatikan ruang kerja Anda, dan pastikan tempatnya tidak terlalu sempit sehingga memungkinkan Anda untuk dapat berjalan mondar-mandir. Bagaimana dengan kursi Anda? Apakah kursi Anda dapat diputar dan dinaik-turunkan? Apakah jika Anda ingin menggerak-gerakkan tungkai kaki (seprti gerakan main musik drum) akan mengganggu teman-teman di sekitar Anda?

3. Manfaat media video untuk menunjukkan demo dari fungsi alat-alat atau mesin baru.

4. Gunakan Mind Map dalam kegiatan Anda.
Mind Map sudah mengakomodasikan tipe kinestetikal untuk menjadi lebih kreatif dalam berpikir, sebab cara kerjanya sama dengan cara kerja alami otak kita semua.

1 komentar:

Widyatmoko mengatakan...

Bu, kita kan mengenal ada lima indra: penglihatan, pendengaran, peraba, pencecap, dan pencium.. Kenapa gaya belajar kita lebih menonjol di visual, auditory dan kinestetik atau kadang2 tactile (sentuhan)?? Bukankah cecapan dan aroma juga bisa mempengaruhi cara kita memperoleh informasi?? Mohon tanggapan...

WIDYATMOKO
Salatiga