Disadari atau tidak kita pernah melakukan kesalahan, kehilafan, kecobohan atau
bahkan kealfaan, bukan! Bila demikian di saat itu, tentulah kecenderungan
kita akan mencari-cari ribuan alasan sebagai pembenaran tindakan yang
telah kita lakukan. Nasihat terbaik sekalipun terkadang tiada guna dan tetap
membuat kita terdorong untuk bertahan. Walapun kita tidak menolak nasihat orang
lain lain tetapi kita pun sering menganggap orang lain tak memahami dengan baik
apa yang tengah terjadi. Memberikan nasihat atapun peringatan atas segala bentuk
kesalahan memang mudah bagi orang yang tidak terjerat dengan rantai persoalan,
bukan.
Bila kita pahami dengan seksama, sebenarnya kita hanya membutuhkan genggaman
erat atau bahkan tepukan bahu seorang teman, sahabat tuk sekedar pemompa
semangat mengatasi masalah, lecutan dorongan untuk melewati segala persoalan
daripada setangguk kata-kata manis dan indanya sebuah kebenaran. Apalagi
kalimat-kalimat bernada perintah, kita tak boleh begini begitu, kita harus
melakukan ini itu. Bila orang lain menggunakan kata yang berbeda tentulah penerimaan
kita akan berbeda pula, mari kita atasi bersama, mari kita lakukan bahu menyelesaikan
masalah ini. Kita memang membutuh orang lain yang mampu menunjukkan bahwa rasa
sakit itu bisa diredakan, rasa takut itu bisa ditaklukkan, dan keberanian itu tak mesti
mengorbankan banyak hal. Karena jelas, kita tak butuh orang yang hanya bisa
memojokkan kita di kursi pesakitan. Siapun dari kita tentulah bisa melakukan kesalahan,
manusiwi bukan!
"Jika kita melakukan kesalahan, jangan terlalu lama merenunginya. Carilah alasan
di dalam pikiran, lalu melangkahlah ke depan. Kesalahan adalah pelajaran untuk
kita menjadi lebih bijak. Masa lalu memang sudah tidak bisa diubah. Masa depan
menunggu kemampuan kita untuk mengubahnya"
Salam Penuh Syukur
Emma
Kamis, Januari 15, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar