Dikisahkan tentang pengalaman unik seorang pemuda saat melintas di sebuah stasiun kereta api. Saat itu tanpa sengaja pandangan mata pemuda tersebut tertuju pada seorang pedagang asongan cacat yang sedang menjajakan barang dagangannya. Hatinya iba dan ingin melakukan sesuatu untuk orang itu.
Dengan cepat ia menarik selembar uang 20 ribuan dari dalam dompetnya, lalu menyelipkan uang tersebut ke dalam saku pedagang itu. Tetapi sejenak kemudian muncul perasaan bersalah dalam benaknya. Ia segera kembali menghampiri pedagang asongan itu.
“Maafkan saya, Bapak adalah seorang pengusaha. Sekali lagi maafkan tindakan saya, karena secara tidak langsung saya tadi sudah menganggap bapak seorang Pengemis.” Kata sang pemuda sambil meminta maaf lalu mengambil sebatang pena dari dagangan si pengasong lalu meninggalkannya.
Enam bulan kemudian, pemuda tersebut melintasi stasiun kereta api yang sama. Kali ini ia merasa ada seseorang yang sedang memanggil dirinya. “Mas.. Mas.. Mampir dulu!” Sapa seorang paruh baya pemilik sebuah toko kelontong di dekat stasiun. “Saya sudah lama menunggu Mas di toko ini.” Kata pemilik toko itu kepada si pemuda.
“Mungkin Mas sudah lupa, saya adalah pedagang asongan yang Mas sebut waktu itu sebagai seorang pengusaha, sehingga saya berusaha keras untuk mendirikan toko ini.” Jelas si pedagang itu sambil menunjuk toko baru yang sekarang ia kelola bersama istrinya.
Pemuda itu terharu sekaligus senang. Ia sama sekali tidak mengira pedagang asongan yang ia jumpai 6 bulan lalu sudah mempunyai sebuah toko kelontong yang jauh lebih baik dibandingkan kotak dagang asongannya yang senantiasa bergelantungan di leher.
PESAN
Setiap manusia mempunyai potensi yang besar sebagai sarana untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Meskipun ukuran kesuksesan maupun kebahagiaan tersebut tidak dapat disama ratakan. Tetapi secara garis besar keberhasilan dan kebahagiaan hidup seseorang dapat dilihat dari kemajuan yang ia capai dari segi ekonomi, spiritual, dan lain sebagainya.
Potensi manusia yang teristimewa adalah kekuatan pikirannya. Mayoritas manusia di dunia ini hanya menggunakan 10% dari kekuatan pikiran mereka miliki. Padahal jika seseorang sudah terlatih dalam menggunakan kekuatan pikiran, maka ia pasti mencapai kemajuan luar biasa.
Peningkatan kekuatan pikiran sangat berpengaruh terhadap kemampuan nalar, daya ingat, dan pengambilan kebijakan strategis lainnya. Kepercayaan diri juga merupakan salah satu produk kekuatan pikiran. Kisah diatas menggambarkan kalimat dari si pemuda benar-benar menjadi inspirasi sekaligus membangkitkan optimisme si pedagang asongan, sehingga ia bertekad dan gigih untuk menciptakan usaha yang lebih besar.
Kekuatan pikiran sangat mempengaruhi kemauan dan tekad seseorang karena siapa yang berpikir dia mampu, maka dia akan mampu menjadi siapapun yang dia inginkan. Si pedagang asongan terus berusaha mencari cara mewujudkan segala sesuatu yang betul-betul diinginkannya. Karena itu asahlah pikiran hingga alam bawah sadar ini hanya dipenuhi oleh hasrat yang kuat unntuk meraih kesuksesan maupun kebahagiaan yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar