Rabu, Agustus 27, 2008

Marhaban ya Ramadhan, peluk aku dalam dekapanMu…

Fungsi bendungan bukan sekedar sebagai penahan air sungai, melainkan sebagai penyimpan dan kemudian menyalurkan pada beberapa irigasi di berbagai lahan pertanian disamping itu juga bendungan berfungsi sebagai motor penggerak yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik seperti yang terdapat pada waduk jatiluhur. Puasa bukanlah sarana untuk menahan hawa nafsu, karena sebuah tahanan mempunyai masa berlaku dan selama menahan maka akan terjadi proses akumulasi jumlah tahanan.
Seseorang yang menahan rasa lapar pada saat puasa akan mengalami lonjakan ketika berbuka. Sebenarnya yang kita butuhkan adalah pengendalian dan bukan penahanan dan puncak pengendalian ada pada saat berbuka sebagai contoh ketika hendak berbuka maka akan muncul berbagai keinginan untuk menyediakan menu berbuka maka mengendalikan segala keinginan tersebut dan berbuka dengan menu alakadarnya misalnya dengan hanya dua butir kurma dan air putih hangat adalah puncak sebuah pengendalian dalam berpuasa lapar pada hari itu (pembahasan belum masuk pada nafsu lain).
Kita masih ingat kalau orang dulu sering berkata "jangan bengong loh nanti kesambet", artinya kita dilarang berfikiran kosong atau melamun karena hal itu mengundang hawa negatif kedalam tubuh. Mengosongkan fikiran dari hal-hal membangkitkan hawa nafsu tidak akan bisa bertahan lama dan untuk itu di butuhkan dorongan dari dalam yang ketika mata kita atau telinga kita atau mulut kita tidak bisa menahan maka sesuatu dari dalam akan datang untuk membendung, dan sesuatu itu bernama Dzikrullah.
Berkali-kali Allah menegaskan bahwa kita tidak akan sanggup membersihkan hati (QS 4:49 ) disusul dengan (QS 24:21) tetapi Allah lah yang akan membantu membersihkan hati kita dan hal itu sulit terjadi jika kita jarang mengangungkan asmaNya (dzikir). Sehebat apapun usaha kita dalam menjaga hati tidak akan bisa menahan badai godaan yang datang dari luar. Setinggi apapun ilmu kita tidak akan sanggup menahan realitas tuntutan hidup yang terus merongrong karena jika kita perhatikan para koruptor adalah orang-orag berilmu dan juga banyak para pemimpin yang haus kekuasaan adalah ahli-ahli agama.
Kita tidak bisa menampik pahala yang dijanjikan oleh Allah terhadap apapun ibadah yang kita lakukan, namun beribadah hanya karena pahala terlalu naif tanpa cinta kepada sang Pemberi pahala. Satu-satunya yang bisa mengalahkan materi adalah cinta, bisa kita saksikan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya, bisa kita dengar banyak yang rela mati demi yang dicintainya bahkan kata-kata melangkolis " gunung kan kudaki lautan kusebrangi demi cintaku padamu" menunjukan kehebatan sebuah cinta, dan ada juga yang mengatakan bahwa cinta itu buta yang tidak memandang materi.
Jika pahala dan dosa adalah sebuah materi yang tidak berwujud maka jelaslah dia selalu terkalahkan dengan materi yang berwujud apalagi jika materi tersebut di iringi dengan keluhan istri, tangisan anak, bujukan atasan, sanjungan bawahan , maka segala cerita bisa berubah seketika, lalu apa yang bisa mengalahkannya? tidak lain adalah cinta dan dengan hanya mengaharap cinta Allah (ridho Allah) kita memulai niat untuk beribadah "Innas sholati wa nusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil 'alamin".
Bulan Ramadhan bukan bulan suci saja melainkan sebuah gerbang yang terbuka menuju kota. Gerbang tempat dimana cinta dan kasih Sang Khalik kepada seorang hambaNya diberi secara melimpah ruah di bulan itu. Rindu mengombak mengulung-gulung buritan. Kebaikan terhampar dan tersaji bak permadani luas di gurun tandus. Dan itulah benar-benar makna sesungguhnya Ramadhan yang saya ketahui di buku itu. Hingga membuat saya makin menyadari bahwa itulah Ramadhan sesungguhnya. Cinta yang seharusnya membuat hati kita makin besar untuk mencintai bulan suci—yang sebentar lagi akan tiba. Rindu yang seharusnya membuat kita makin mendalam dan meluaskan segala kebaikan kita. Hingga menjalani bulan dimana pintu surga itu dibuka lebar-lebar untuk kita sebagai seorang hamba yang alpa dan khilaf.

Marhaban ya Ramadhan, peluk kami dalam dekapanMu…
Ramadhan ya Ramadhan…We are coming….

Tidak ada komentar: